Wednesday, April 23, 2008

Bombs

I went to a second hand bike shop and the owner checked my bike. Then he said: "Your bike needs to be repaired. If not, you have to avoid bombs!".

Me: "Sorry?"

Owner of the second hand bike shop (OOTSHBS): "Avoid bombs!"

I never know that a bike need to be repaired to be bomb-proof. Not even a new bike is good enough to withstand a bomb explosion.

Me (chuckle): "I don't think I get what you mean"

OOTSHBS: "You know, when you're riding... there might be some obstacles..."

Me: "Oh, you mean bumps?"

OOTSHBS: "Yes, bombs"



source of inspiration: here

Monday, April 21, 2008

Chinca (Cinta) Laura's Traffic Signs

Dapat dari milis, jago juga ya yang ngeditnya...

Buat yang ngga ngeh, baca dulu beberapa referensi ini:
http://wakji.wordpress.com/2008/03/17/fenomena-cincha-lawra/
http://emjaiz.wordpress.com/2008/02/25/fenomena-cinta-laura/










Sunday, April 20, 2008

Ndeso

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp komunikator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp komunikator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerk, wah ini yang deso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang, dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst.

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi wanita tidak solat (WTS, in Malay, "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta,wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah:

Orang bisa antri raskin sambil pegang hp.
Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok.
Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas.

Orang bule mabuk kelebihan uang, Orang kampung mabok patungan, lagi mabok muntah keluar kangkung, genjer, toge.
Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala.
Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya.

Orang mo beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliahIjzah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur.
Kelihatannya orang sibuk ternyata masih intensive keluar masuk Mc DonaldKelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan. Jadi masih sempat ngurusin kulit bulat diisi angin
Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp.

62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja.
Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor.
Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar.
Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan.
Agar kelihatan inklusif maka harus bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin tomang bisa digandeng.
Yang lebih mengerikan adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

Tulisan ini dibuat oleh: Abdulllah Muadz*
*menurut email lain penulisnya adalah Ika S. Creech, saya tidak tahu yang mana yang benar
diambil dari milis

Saturday, April 19, 2008

Bang Fahri

Entah apa yang menyebabkan teman saya yang satu ini dijuluki "Bang Fahri", seperti nama tokoh utama dalam novel dan film "Ayat-ayat Cinta". Saya pribadi kesulitan menemukan kemiripan antara beliau dan tokoh fiktif tersebut. Namun sepertinya teman-teman yang lain punya pandangan yang berbeda. Kekaguman teman-teman saya ini akhirnya mencapai puncaknya ketika kami berkumpul untuk merayakan ulang tahun "Bang Fahri".


Sebuah poster film terbaru dan satu-satunya dari "Bang Fahri" menjadi bingkisan yang tidak terlupakan di acara ulang tahun beliau. Efek dari poster ini membuat popularitas "Bang Fahri" (yang sebetulnya sudah sangat populer) menjadi semakin tinggi. Terbukti topik ini akhirnya menjadi bahan pembicaraan teman-teman se-Eropa... hahaha!

Selamat ya Bang Fahri!

Monday, April 14, 2008

Nyaris Jadi Pakar Pornomatika

Ternyata bukan cuma media yang bisa mengumbar-umbar titel pakar...

Kisah ini terjadi sekitar 3 tahun silam. Kala itu saya dan teman-teman yang tergabung di RPG (Rumah Pohon Group, what a name!) sedang asik-asiknya berkecimpung di dunia per-riset-an. Suatu hari, seorang teman yang memang gemar memancing kontroversi datang kepada saya dengan menawarkan sebuah ide riset: filter pornografi untuk citra diam dan bergerak. Rupanya teman saya ini memang jago memprediksi kebutuhan pasar (buktinya sekarang ada RUU ITE). Filter pornografi yang ada pada masa itu memang lebih ditujukan untuk konten berupa teks dimana pemblokiran dilakukan untuk situs-situs yang mengandung kata kunci tertentu.

Tentu saja filter teks seperti itu masih jauh dari sempurna, makanya ide filter citra diam dan bergerak dimunculkan. Tawaran teman saya ini saya tanggapi dengan tidak begitu antusias. Memang betul bahwa riset ini adalah sesuatu yang sangat menantang. Tapi ada beberapa hal yang membuatnya menjadi tidak menarik. Bukan, bukan karena uang (pada saat itu saya cukup terbiasa bekerja tanpa dibayar sama sekali :P). Begini, yang saya bayangkan sebuah filter pornografi sebenarnya bertugas mengklasifikasikan suatu konten kedalam dua golongan... konten normal dan konten "terlarang" :P Klasifikasi bisa dilakukan dengan pengenalan pola atau bahasa kerennya pattern recognition. Nah, dalam pengenalan pola ini salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan, yaitu identifikasi fitur.

Apa itu fitur? Aku kasih contoh deh. Misal kita mau mengklasifikasikan kendaraan. Fitur yang (mungkin) cocok digunakan untuk mengklasifikasikan kendaraan adalah: jumlah roda, panjang kendaraan, tinggi kendaraan, dan lain-lain. Fitur harus cukup sederhana (bisa diekstrak dari konten yang akan diklasifikasikan) namun juga harus dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi. Contoh pemilihan fitur yang (mungkin) kurang tepat dalam mengklasifikasikan kendaraan misalnya adalah plat nomor, warna kendaraan, dan harga kendaraan. Nah, dalam kasus filter pornografi ini, analisis yang cukup dalam perlu dilakukan terhadap konten-konten yang akan di filter tsb hehehe... you know what I mean?

Melihat saya yang tidak antusias, teman saya ini kemudian mengeluarkan rayuan mautnya: "Ayolah Bib... nanti kan keren kamu bakal terkenal sebagai pakar pornomatika Indonesia".

Dih! Makin ga tertarik deh!

Tuesday, April 08, 2008

Membunuh Kecoa dengan Bom Atom




Demi menangkal peredaran pelem Fitn@ di Indonesia, Menkominfo Mohammad Nuh telah mengirimkan surat resmi kepada segenap pengelola penyelenggara jasa internet untuk memblokir akses ke situs dan blog penyebar film Fitn@, diantaranya youtube, multiply, dan rapidshare. Uh oh, this is what I call "membunuh kecoa dengan bom atom". Kecoanya kemungkinan bakal mati, bagus. Sayangnya, semua makhluk dengan radius xx km di sekitar lokasi kejadian juga ikut mati. Belom lagi kemungkinan kalau kecoanya ternyata ga mati (cuma megap-megap), kecoa gitu loh! Kan die hard (susah matinya).

Doh, sebetulnya apa sih yang istimewa dari pelem ini? Menurut yang udah nonton (saya cuma nonton 2 menit pertama, abis itu bosen), isinya gitu-gitu aja, gak ada yang baru. Kayaknya sih dibuat sambil begadang dalam satu malem, wajar kalo akhirnya cuma bisa comot-comot karya orang lain (udah ngefitnah, ngelanggar hukum pula).

Oke oke, balik lagi ke blokir akses internet. Efek sampingnya udah kerasa. Mulai dari keluhan orang-orang yang biasa cari info di youtube (youtube isinya bukan cuma pelem fitn@ loh! In case belom tau), para pemilik dan penikmat multiply yang merasa terganggu, sampai mengganggu mata pencaharian. Jangan-jangan ntar google juga di-blok.

ps: Ngomong-ngomong soal google, barusan nemu situs lucu tentang logo google yang ditolak. Have fun!

Monday, April 07, 2008

Kesempatan Kedua

Wajar rasanya kalau dalam hidup ini kita mendapatkan kesempatan kedua. Masalahnya, kita ini cuma manusia biasa yang hobinya bikin kesalahan dan kesalahan. Misalnya, kita ikut ujian trus ga lulus... masih dikasih kesempatan ngulang kuliah tsb (tahun depannya :P). Contoh lain: di perusahaan-perusahaan dikenal istilah SP (Surat Peringatan). Jika seorang pegawai melanggar suatu aturan perusahan tsb maka yang bersangkutan dikenai SP1. Kalau melanggar lagi kena SP2 dst sampai pegawai tersebut dikenai hukuman tertinggi yaitu dipecat :P Nggak ada ceritanya pegawai melakukan satu kesalahan trus langsung dipecat, kecuali kalau perusahaannya sangar atau kesalahannya fatal, seperti misalnya: meledakkan WC kantor dengan bom molotov atau bersekongkol dengan mafia untuk menculik anak manajer keuangan yang masih orok dsb dsb...

Yang perlu diingat, kesempatan itu ada batasnya. Ini yang jadi masalah karena kita nggak tahu apakah kita masih punya kesempatan ekstra atau nggak. Atau kalau ditilik dari sudut pandang lain: jangan-jangan kesempatan itu ada namun kita sendiri yang ngga menyadarinya!? Kegagalan dalam memanfaatkan kesempatan akan membuat kita kecewa. Apalagi kalau kita menyadari betapa besarnya kesempatan yang kita dapatkan sebelumnya. Bisa-bisa kita terus dihantui oleh kegagalan tsb. Coba kalau saya begini brgitu dan tidak seperti ini... andaikan saya bisa kembali ke saat itu...

Ehm, ngomong-ngomong soal kesempatan dan perandai-andaian saya jadi ingat sama dorama (drama Jepang) yang ini nih: Proposal Daisakusen.

(Warning! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler. Bagi penggemar spoiler silakan lanjut, bagi pembenci spoiler bisa langsung balik kanan bubar jalan)

Ini adalah kisah tentang seorang anak muda bernama Ken. Ken ini jatuh hati pada seorang gadis periang (bukan meriang) bernama Rei yang juga teman masa kecilnya. Sayangnya, Ken adalah seorang yang pasif dan tidak mengerti wanita (ya... ya... kebanyakan pria memang seperti itu :P). Ken dan Rei (bersama tiga orang teman lainnya) melewati waktu demi waktu bersama-sama. Namun dari sekian banyak kesempatan, tidak sekalipun Ken berhasil mengungkapkan cintanya kepada Rei, yang notabene juga menaruh hati pada Ken. Sampai akhirnya Rei memutuskan untuk menikah dengan pria lain... uh oh...

(break sejenak, The Beatles mau lewat...)

.
.
.
Of all the love I have won or have lost
there is one love I should never have crossed
She was a girl in a million, my friend
I should have known she would win in the end

I'm a loser
And I lost someone who's near to me
.
.
.

Untungnya ini adalah dorama fiksi dan tidak ilmiah :P Di acara pernikahan Rei, muncullah sesosok peri (bukan seperti yang biasa nongol di film anak-anak karena yang ini perinya nyentrik) yang memberi Ken kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki hubungannya dengan Rei. Seperti mendapat durian runtuh (dan enak), Ken setuju dan kembali ke masa lalu. Kesempatan untuk kembali ke masa lalu bukan hanya satu atau dua kali, tapi cukup untuk menghabiskan 11 episode dorama ini :P

Kembali ke masa lalu dengan pengetahuan akan masa depan ternyata tidak menjamin segalanya berjalan dengan mudah. Apapun yang Ken lakukan di masa lalu tidak berefek banyak terhadap kenyataan di masa sekarang. Dia selalu kembali ke masa kini dimana Rei akan menikah dengan pria lain. Sampai di titik ini pikiran Ken mulai terbuka. Daripada sibuk untuk berusaha memperbaiki apa yang terjadi di masa lalu, dia seharusnya lebih berkonsentrasi untuk menghadapi apa yang ada di depannya. Kesempatan apa sih yang dia masih punya?

Fiuh... beruntunglah saya masih punya kesempatan menulis blog ini ^_^

Saturday, April 05, 2008

Joke of The Day

Udah agak lama, tapi tetep lucu (dari milis).

The following is the transcript of an ACTUAL radio conversation in
October 1995, between a US Navy ship and The British authorities, near the coast off England. The transcript was released by the MoD on 10/10/95.


BRITISH: Please divert your course 15 degrees to the South, to avoid collision
U.S.NAVY: Recommend you divert YOUR course 15 degrees to the North, to avoid a collision
BRITISH: Negative. You will have to divert your course 15 degrees to the South to avoid a collision.
U.S.NAVY: This is the Captain of US Navy ship. I say again,divert YOUR course.
BRITISH: Negative. I say again. You will have to divert your course.
U.S.NAVY: THIS IS THE AIRCRAFT CARRIER USS LINCOLN, THE SECOND
LARGEST SHIP IN THE UNITED STATES' ATLANTIC FLEET. WE ARE ACCOMPANIED BY THREE DESTROYERS THREE CRUISERS AND NUMEROUS SUPPORT VESSELS. I DEMAND THAT YOU CHANGE YOUR COURSE 15 DEGREES NORTH. THAT'S 15 DEGREES NORTH, OR COUNTER MEASURES WILL BE UNDERTAKEN TO ENSURE THE SAFETY OF THIS SHIP.
BRITISH: We are a lighthouse. **** off.

Wednesday, April 02, 2008

Singgungan Mr. Roy

Roy Suryo, siapa yang tidak kenal nama ini? Sosok kontroversial yang dianugerahi gelar "pakar telematika" oleh media massa Indonesia ini baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang membuat saya tertegun. Sebetulnya bukan hal yang aneh kalau Mr. Roy membuat sensasi karena memang hidupnya tidak jauh dari hal-hal yang sensasional. Namun baru kali ini pernyataan dia membuat saya sedikit tersinggung, dan bukan tertawa seperti biasanya.

Diawali dari pernyataan Mr. Roy di Kompas yang sepertinya sudah dihapus, namun masih bisa diakses via cache google:
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa meski telah memiliki undang-undang, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan ada perlawanan dari para ’blogger’ dan ’hacker’ yang biasanya akan mengganggu sistem pemblokiran tersebut

Mr. Roy menyatakan bahwa 'blogger' patut diwaspadai sebagai calon pengganggu sistem pemblokiran situs porno. Oke, Mr. Roy memang bukan fans berat blogger, tapi ini rasanya sudah berlebihan. Orang awam mungkin sering gagal membedakan 'hacker' dengan 'cracker', namun ternyata manusia yang satu ini pun gagal membedakan 'blogger' dengan 'cracker'. Seperti tidak cukup puas, Mr. Roy kali ini menyatakan bahwa orang yang bertanggung jawab men-deface situs Golkar dan Depkominfo adalah hacker dan blogger. Lebih lagi dia menunjuk Enda Nasution sebagai sosok dibalik serangan-serangan tersebut. Ouch! Sebuah tuduhan yang tanpa dasar... Majalah echo|zine bahkan memuat wawancara dengan sang pelaku (entah benar atau tidak) yang menyatakan bahwa dia bukan seorang blogger.

Doh! Tolong ya media massa Indonesia... Mr. Roy ini sejak awal sudah diragukan kompetensinya di dunia IT. Mulai dari pembuktian keaslian foto lewat metadata sampai penemuan lagu Indonesia Raya tiga stanza yang sensasional. Kenapa tidak meminta komentar dari orang-orang yang jelas ahli di bidang IT seperti misalnya Pak Onno atau Pak Budi Rahardjo?

Monday, March 31, 2008

Jangan Kau Rusak Futsal Kami

Warning! Ini tulisan terpanjang yang pernah saya buat. Siapkan mental dan fisik anda terlebih dahulu… judul tidak ada sangkut-pautnya dengan isi... hehehe...

Bum! Akhirnya international sportsday 29 Maret 2008 di Roterdam berakhir sudah. Turnamen ini merupakan yang ke-2 kalinya bagi saya ini adalah salah satu wadah penyaluran hasrat berkompetisi bagi jiwa-jiwa muda semacam saya (hahaha). Mulai dari futsal, bulutangkis, basket, sampai catur dan dart semuanya ada di sini. Delapan tim dari seluruh pelosok Nusant... maaf Belanda bertarung untuk memperebutkan gelar sebagai tim internasional terbaik di Belanda. Turnamen yang diselenggarakan setiap tahun ini memiliki nilai lebih buat kami para sporter dan supporter dari TU Delft mengingat sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 1980 gelar juara umum tidak pernah berhasil kami raih.

Oke, saya akan menulis lebih banyak tentang futsal. Tim ini beranggotakan 10 pemain yaitu: kapten Saeed, Ali, Mas Firman, Pak Edy, Dwi Macho, Jas, Tarekh, Yusuf, Jerry, dan saya sendiri. Sejujurnya saya sangat pesimis dalam menghadapi turnamen tahun ini mengingat kami kehilangan sosok kapten, pemain bintang, dan pemimpin yang ideal pada diri Andrew. Lebih-lebih tiga pemain lain yang sangat menonjol di keikutsertaan kami pada tahun sebelumnya juga absen. Edgardo dan kiper Gustavo menderita cedera parah pada kakinya dan Bang Leary sudah kembali ke kampung halamannya. Satu-satunya pemain yang benar-benar berkelas yang menyertai tim ini adalah Jerry Okpanachi, striker asal Nigeria yang juga pemain tim amatir Delft, Ariston.

Kekhawatiran saya semakin menjadi setelah mendekati detik-detik akhir keberangkatan rombongan TU Delft, tiga orang pemain: Dwi Macho, Mas Firman (kiper kami satu-satunya), dan Yusuf belum juga menampakkan batang hidungnya. Untunglah Dwi Macho muncul sebelum supir bus menginjakkan kakinya di pedal gas dan Mas Firman menyusul kami dengan kereta. Yusuf sendiri sampai detik ini tidak terdeteksi keberadaannya hehehe...

Di pertandingan pertama TU Delft berhadapan dengan MEL Rotterdam. Tampak kedua tim masih mencari-cari ritme permainan dan sampai pertandingan usai skor masih tetap kacamata. Masih dengan kondisi tidak jelas, di pertandingan kedua kami harus menghadapi tim tuan rumah, IHS Rotterdam yang diperkuat striker "Si Kuncir Maut" dan kiper tangguhnya. Organisasi tim yang tidak jelas, tidak adanya orang yang bisa memimpin tim ini (no coach!), ditambah lagi kapasitas beberapa pemain yang memang under-average maka TU Delft menderita kekalahan pertama di turnamen ini. 0-2 untuk IHS dan terima kasih pada "Si Kuncir Maut" yang telah mengacak-acak pertahanan kami. Satu-satunya nilai plus yang kami dapat pada pertandingan ini adalah bahwa Mas Firman bermain sangat baik di bawah mistar gawang.

Hasil tidak memuaskan di dua pertandingan awal membuat kami tersengat. Melawan RNTC Hilversum, TU Delft bermain lebih baik untuk kemudian mencetak dua gol melalui Jas dan Jerry. RNTC berhasil membalas dengan satu gol namun kemenangan tetap berada pada kami dengan skor akhir 2-1. Dari sini tim kami sudah punya pola. Tarekh (yang awalnya saya ragukan karena keterbatasan kemampuan teknisnya) tampil baik sebagai orang terakhir di pertahanan. Jas bermain agresif dan aktif melepaskan tendangan jarak jauh ke gawang lawan tanpa melupakan tugasnya di lini belakang. Sedangkan di depan, Jerry dengan leluasa mengacak-acak pertahanan lawan dengan dengan skill dan kecepatannya yang tiada tandingannya.

Di pertandingan selanjutnya TU Delft makin menggila. Melawan ITC Enschede, dalam waktu singkat TU Delft berhasil menyarangkan dua gol cepat lewat Jas dan Jerry. ITC membalas satu gol namun pressing game yang diperagakan oleh Pak Edy "Shutoman" Billah membuat mereka kewalahan dan kembali kebobolan oleh Jerry. Di penghujung pertandingan saya berhasil mencuri bola dan melewati seorang pemain lawan sebelum melepaskan tendangan dari tengah lapangan yang tidak bisa dihadang kiper lawan (Oh d*** I'm good! :P). Spirit para pemain (dan supporter) TU Delft makin meninggi dengan kemenangan 4-1 atas tim yang notabene adalah runner-up tahun lalu.

Di balik kemenangan yang mengesankan ini, masih ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya, utamanya menyangkut dua orang pemain: Saeed dan Ali. Mereka berdua jelas tidak punya kapasitas teknik, fisik, maupun taktik bermain futsal. Kombinasi dari kaki yang lambat, teknik yang tidak sempurna, dan mental individualistis mereka menjadikan mereka gangguan terbesar bagi tim. Lebih buruk lagi, Saeed sebagai kapten tim merasa mempunyai otoritas tertinggi dalam tim dan cenderung memprioritaskan dirinya sendiri dan Ali untuk tampil di lapangan. Hal ini menyebabkan Dwi Macho kekurangan kesempatan untuk beradaptasi di lapangan (ngga tahu ya sampe pundung apa ngga).

Di pertandingan selanjutnya melawan MEL Rotterdam kecenderungan ini semakin mencolok. Saeed memilih dirinya sendiri dan Ali untuk tampil dibandingkan dengan Jas yang bermain gemilang pada pertandingan sebelumnya. Jas sampai kebingungan dan berkata padaku, Pak Edy, dan Dwi di pinggir lapangan: "He really hates me". Kami sampai harus menghiburnya dengan mengatakan: "Don't worry, we really like you :P".
Saeed yang meskipun selalu bermain buruk berhasil mencetak gol pertamanya setelah terus-menerus bermain dengan prinsip "ngetem is the best". Setelah Saeed dan Ali keluar lapangan permainan kami semakin baik dalam bertahan maupun menyerang. Dari serangan balik yang cepat, Jerry kembali membobol gawan lawan setelah berlari kencang dari daerah pertahanan sendiri. Beberapa kali Saeed berusaha mengganti Jas, Jerry dan Tarekh namun kami halang-halangi sampai dia kesal sendiri. Terbukti keputusan kami benar setelah Tarekh menutup kemenangan dengan tendangan geledek dari jarak jauh, 3-0 untuk TU Delft. Dalam pertandingan ini Saeed dan Ali terus-menerus melakukan aksi egoisnya dengan berpura-pura tidak mendengar panggilan kami untuk diganti dan bahkan terang-terangan menolak untuk diganti.

"Saya kaptennya", kata Saeed (tentu saja dalam Bahasa Inggris). Sepertinya dia dan Ali benar-benar tidak merasa bahwa kualitas permainan mereka mengkhawatirkan (ini sebetulnya gejala yang umum dalam dunia sepakbola, pemain yang payah sering tidak sadar kalau dirinya payah, termasuk saya tanpa kecuali :P). Sebagian anggota tim sudah antipati terhadap mereka berdua. Namun demi menjaga spirit tim yang lagi tinggi-tingginya kami berusaha untuk menghindari clash.

Kami mendapat break untuk makan siang dan shalat, sekaligus ngobrol-ngobrol dengan beberapa rekan Indonesia dari universitas lain (yeah... Indonesia rocks!). Sedikit menarik nafas meskipun nggak capek sama sekali. Gimana bisa capek, semenit di lapangan sudah ada yang teriak-teriak minta ganti :P

Ternyata break makan siang tidak memberi sisi positif bagi kami. Melawan ISS The Hague (alias Den Haag) yang cukup tangguh sudah saya prediksi akan sulit. TU Delft kebobolan terlebih dahulu. Jerry masih tampil gemilang seperti biasa namun dia selalu dikerumuni pemain bertahan lawan. Saeed dan Ali (yang masuk belakangan) berkali-kali melakukan kesalahan dan mengakibatkan tim kami kehilangan bola dengan mudahnya. Seperti biasa waktu bermain saya sangat singkat. Di titik ini saya sudah kehilangan kesabaran. Di bawah mistar, Mas Firman berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang. Kalau bukan karena itu mungkin TU Delft sudah jadi bulan-bulanan.

Kekalahan dari ISS berbuntut panjang. Jerry tampak down. Bisa dipahami karena dia sudah berusaha keras. Sialnya lagi Ali menghampiri Jerry dan berkata: "kamu selalu kehilangan bola!". Saya sampai sedikit terperangah... Jerry is our best performer! Dia (single handedly in most of the time) yang membawa tim sampai kesini! Lalu si pemain terburuk yang nggak pernah datang latihan ini berani-beraninya berkata demikian. Tsk Tsk Tsk...

Pertandingan terakhir di grup adalah yang paling sulit. TU Delft kali ini menghadapi juara bertahan IHE Delft yang dikenal sangat tangguh. Kami harus menang dengan empat gol agar masuk final, Karena itu aku minta Saeed untuk menyingkir dari starting line-up. Pertandingan berlangsung ketat di beberapa menit pertama. Namun, uh-oh... masalah yang sama datang kembali. Saeed kembali memasukkan dirinya sendiri menggantikanku. Tekanan lawan makin hebat, Jerry sampai turun ke lini pertahanan untuk menahan gelombang serangan lawan untuk menutupi lubang yang (selalu) ditinggal Saeed. Hasil akhir sudah bisa ditebak, TU Delft tumbang lagi dan pupuslah harapan kami untuk masuk ke final.

Yang tersisa hanya pertandingan hiburan untuk penentuan peringkat ke-3. Mas Firman seperti biasa sangat antusias karena akan menghadapi IHS Rotterdam dengan strikernya "Si Kuncir Maut" dan memandang pertandingan ini sebagai kesempatan untuk revans. Pak Edy cedera engkel sementara Dwi Macho cedera di hatinya karena jarang dimainkan. Aku sudah angin-anginan dan ga begitu bersemangat lagi... Ternyata pertandingan perebutan tempat ke-3 ini jadi pertandingan paling ketat yang kami lakukan sepanjang turnamen. IHS tampak kesulitan menghadapi Jerry, namun Tarekh juga kelihatan kewalahan mengawal "Si Kuncir Maut". Skor saling kejar-mengejar antara TU Delft dan IHS. Jerry dan Mas Firman tampil sebagai bintang. Jerry dengan gol-golnya, dan Mas Firman yang berhasil menggagalkan penalti "Si Kuncir Maut". Akhirnya skor akhir 4-3 untuk TU Delft. TU Delft kembali menempati peringkat ke-3, sama dengan tahun lalu. Not bad lah.

Yang tersisa akhirnya cuma perandai-andaian saya saja. Andai Andrew main, andai si coach dibayar sama TU Delft supaya datang, andai kami dikasih tempat latihan untuk futsal, dan andai-andai yang lainnya. Mungkin saya akan kembali tahun depan, mungkin juga tidak. Yang jelas saat ini saya akan kembali ke sepakbola ceria dulu... hehehe...

Wednesday, March 19, 2008

Silsilah Keluarga Bebek

Yang suka baca Donal Bebek mungkin kadang bertanya-tanya dalam hati. Siapa sih Ibunya Kwak, Kwik, Kwek? Apa hubungan Nenek Bebek dan Paman Donal? Hehehe... Semua jawabannya ada disini, kecuali Bapak dari Kwak, Kwik, Kwek tetap misterius (dari milis IndoTUD).

Wednesday, March 12, 2008

Judi SMS

sumber: mailing list dan sejumlah website

Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang AFI (Akademi Fantasi Indosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru dari kehidupan mereka.

Di balik image mereka yang gemerlap saat manggung atau ketika nongol di teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan.

Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah. Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot sms putera-puteri mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFI itu yang berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukan seberapa besar orang tua mereka anggup menghabiskan uang untuk sms. Orang tua Alfin dan Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.

Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 005) yang tereliminasi di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Dia sekarang hidup di sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emang sedikit mahal RP 500.000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hemat ongkos transportasi. Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh), bahkan kamar mandi pun di luar. Makannya sekali sehari. Makan dua kali sehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem dan kehidupan glamor, lha makan aja susah.

Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll. Mereka teikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kaga bisa cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagian pembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI seperti Jovita dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapat job.
Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja mereka susah. Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnya bahkan cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak karena takut ga bisa bayar.

Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi. Para orang tua dan anak Indonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adu bakat di televisi. Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun oleh Indosiar. Namun tidak ada jaminan hidup sama sekali. Mereka hanya dibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak menentu. Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripada mereka.

Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu. Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuan seperti ini. Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos dalam audisi AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa dibayangkan betapa dia akan membuat orang tuanya punya utang yang melilit pinggang, yang tidak akan terbayar sampai kontraknya habis.

Mungkin ada yang tertarik buat ngangkat cerita itu ke media anda? Gw punya nomer kontak mereka. Gaya hidup mereka yang kontras dengan image publik kayanya menarik untuk diangkat. Ini juga penting agar anak-anak dan orang tua di Indonesia kaga tertipu lebih banyak lagi.

JUDI SMS MENGGILAAAA ......

Tiap stasiun televisi di Indonesia mempunyai acara kontes-kontesan. Tengok saja misalnya AFI, Indonesian Idol, Penghuni Terakhir, KDI, Putri Cantrik, dsb. Sejatinya, tujuan dari acara ini bukan mencari bibit penyanyi terbaik. Acara ini hanya sebagai kedok. Bisnis sebenarnya adalah SMS premium.

Bisnis ini sangat menggiurkan, lagi pula aman dari jeratan hukum -- setidaknya sampai saat ini. Mari kita hitung. Satu kali kirim SMS iayanya --anggaplah- - Rp 2000. Uang dua ribu rupiah ini sekitar 60% untuk penyelenggara SMS Center (Satelindo, Telkomsel, dsb). Sisanya yang 40% untuk "bandar" (penyelenggara) SMS. Siapa saja bisa jadi bandar, asal punya modal untuk sewa server yang terhubung ke Internet nonstop 24 jam per hari dan membuat program aplikasinya.
Jika dari satu SMS ini "bandar" mendapat 40% (artinya sekitar Rp 800), maka jika yang mengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk Indonesia (Coba anda hitung, dari 100 orang kawan anda, berapa yang punya handphone? Saya yakin lebih dari 40%), maka bandar ini bisa meraup uang sebanyak Rp 80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah). Jika hadiah yang diiming-imingkan adalah ? rumah senilai 1 milyar, itu artinya bandar hanya perlu menyisihkan 1,25% dari keuntungan yang diraupnya sebagai "biaya promosi"! Dan ingat, satu orang biasanya tidak mengirimkan SMS hanya sekali. Masyarakat diminta mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya agar jagoannya tidak tersisih, dan "siapa tahu" mendapat hadiah. Kata "siapa tahu" adalah untung-untungan, yang mempertaruhkan pulsa handphone. Pulsa ini dibeli pakai uang.
Artinya : Kuis SMS adalah 100% judi.

Begitu menggiurkannya bisnis ini, sampai-sampai Nutrisari membuat iklan yang saya pikir menyesatkan. Pemirsa televisi diminta menebak, "buka" atau "sahur", lalu jawabannya dikirim via SMS. Ada embel-embel gratis. Ada kata, "dapatkan handphone... " Saya bilang ini menyesatkan, karena pemirsa televisi bisa menyangka :
"Dengan mengirimkan SMS ke nomor sekian yang gratis (toll free), saya bisa
mendapat handphone gratis".

Kondisi ini sudah sangat menyedihkan.
Bahkan sangat gawat.
Lebih parah daripada zaman Porkas atau SDSB.
Jika dulu, orang untuk bisa berjudi harus mendatangi agen, jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengan anak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukan jari di pesawat handphone!

Tolong bantu sebarkan kampanye anti judi SMS ini.
Tanpa bantuan anda, kampanye ini akan meredup dan sia-sia belakan

Tuesday, January 22, 2008

Mari Menggambar dan Mewarnai

Duh, judulnya nggak menarik banget ya :P Anyway, sekarang lagi hobi banget main game Billy vs Snakeman (warning: referral included ;D)... game web-based dengan tokoh-tokoh a la Naruto dicampur-campur dengan manga (komik Jepang -red) lain tapi dengan nama yang disamarkan :) Nah, di game ini, setelah sukses melewati tahap Genin (ninja level cupu) kita dikasih kesempatan untuk mengupload gambar sendiri. Mumpung lagi semangat maka segera aku coret-coret sketsa di kertas. Masalahnya, di rumah nggak ada scanner... Untunglah teringat pesan Bung SandClow yang mengatakan: "tak ada scanner, kamera digital pun jadi". Maka dengan sedikit ceklak-ceklek jadilah sketsa tersebut masuk ke komputerku ;D




Akibat tidak menuruti saran Bung SandClow (menebalkan garis dengan spidol, memfoto di siang hari) jadilah hasil foto yang tidak memuaskan (gambar atas). Dengan usaha keras dan penuh kesabaran, sketsa dirapihkan jadi seperti di gambar bawahnya. Sip sip sip...

Pekerjaan berikutnya lebih mengasyikkan: mewarnai. Dengan menggunakan software manipulasi foto paling top di dunia (bukan, bukan MS Paint) pekerjaan mewarnai pun dimulai. Diawali dengan memberi warna dasar lalu dilanjutkan dengan sedikit memberi shading di beberapa tempat jadilah gambar seperti di bawah ini.

Pekerjaan sempat terhenti karena break tidur di malam hari dan dilanjutkan esok malamnya... Shading lebih di-detailkan, warna dikoreksi, dan nggak lupa juga menambahkan efek untuk mata dan rambut. Sampai disini hasilnya sudah lumayan (daripada nggak ada :P)



Lalu gambar itu diutak-atik sesuai selera. Istriku kukasih kesempatan buat ngatur-ngatur pilihan warna. Aku sendiri berusaha membuat gambarnya lebih suram dan gelap. Jadinya seperti di bawah.



Berandai-andai... gimana ya kalau nanti dibikin komiknya (bikin komik adalah satu dari ratusan cita-citaku yang belum tercapai). Mungkin hasilnya kayak gini (filter halftone):

Thursday, January 03, 2008

Kunci Sukses Wawancara Kerja

Kunci sukses wawancara kerja terletak pada kesan pertama. Setidaknya begitulah menurut penulis buku laris Job Hunting for Dummies, Max Messmer. Saya sepakat, meskipun mungkin anda tidak peduli apa pendapat saya. Sebagai contoh, berikut adalah pemberian kesan pertama dalam wawancara kerja (diambil dari kisah nyata) antara saya (HabsQ) dengan pewawancara (bukan nama sebenarnya).

Pewawancara: "Goede middag" (selamat siang, red -maklum wawancaranya di Belanda-)
HabsQ: "Goede middag" (ga bisa bahasa Belanda, tapi tahu lah kalo ini doang)
Pewawancara: (ngomong sesuatu yang tidak kumengerti)
HabsQ: (cepat-cepat menanggapi dengan bahasa Inggris yang lancar + senyum) "I'm sorry Sir, but I don't speak Dutch. Could you please speak in English?"

(Dalam hati: keren keren, yang wawancara pasti terkagum-kagum sama bahasa Inggrisku yang gape... tringgg)

Pewawancara: "eum... but that's my name"
HabsQ: (cepet-cepet) "I'm HabsQ, nice to meet you too"

Demikianlah contoh pemberian kesan pertama yang tidak baik.

ps: jangan terlalu percaya kata orang lain, buktinya saya diterima kerja loh :P

Thursday, November 15, 2007

Windflowers

Windflowers,
my father told me not
to go near them, he said he feared
them always, and he told me that
they carried him away.

Windflowers, beautiful windflowers,
I couldn't wait to touch them,
to smell them I held them closely,
and now, I cannot break away
their sweet bouquet disappears
like the vapor, in the desert
so, take a warning, son.

Windflowers, ancient windflowers,
their beauty, captures every young dreamer
who lingers near them,
but Ancient windflowers, I love you.

Monday, November 12, 2007

Me vs Angin Belanda

Satu bulan silam, di kelas 3D Computer Graphics saya kebagian tugas untuk presentasi tugas di hadapan dosen, asisten, dan rekan-rekan satu kelas. Ketika itu, yang saya presentasikan adalah hasil pekerjaan kelompok berupa sebuah program komputer yang menampilkan sebuah citra 3 dimensi dari pohon (ngga tahu pohon apa, yang penting keliatan bagus deh). Setelah menjelaskan ini itu tentang program tersebut, akhirnya tibalah saatnya untuk menampilkan animasi andalan kelompok kami: pohon yang bergoyang karena tertiup angin. Beberapa orang yang duduk di depan kelas tampak nyengir-nyengir kecil melihat animasi ini (meskipun tidak bisa dipastikan nyengirnya karena memang disebabkan oleh presentasiku atau karena sakit gigi). Belum puas dengan reaksi para penonton, saya kemudian menampilkan animasi pohon yang serupa, namun dengan membuat animasi pohon tersebut tampak sedang diguncang angin badai yang hebat. "Dan inilah... pohon di Belanda", kataku. Seisi kelas ketawa terbahak-bahak. Puas rasanya menertawakan angin Belanda. HabsQ vs Angin Belanda, satu kosong.

Tiga hari yang lalu, hari Jum'at siang, saya berangkat ke sportcentrum untuk Shalat Jum'at (ya ya, kalian nggak salah baca, shalat Jum'atnya memang di sportcentrum). Ramalan cuaca menunjukkan suhu 10 derajat celcius which is tidak begitu dingin untuk ukuran Belanda di bulan November. Dengan mengendarai sepeda kumbang kesayangan berangkatlah saya menuju sportcentrum. Tak disangka tak dinyana, angin bertiup sangat kencang sekali ke arah yang berlawanan dari tujuanku. Untuk melaju dengan kecepatan satu meter per detik saja rasanya luar biasa berat (padahal kakiku terbuat dari batu loh! Hasil latihan fisik bertahun-tahun :P). Akhirnya saya nekat saja menerjang badai mengingat waktu shalat Jum'at nggak mungkin bisa diundur-undur lagi. Uuuurrrgghhhhh. Kalau angin Belanda bisa ngomong, pasti dia bilang: Angin Belanda vs HabsQ, satu sama (sambil nyengir kuda, asumsi dia bisa nyengir).

Lewat sedikit dari terowongan bawah laut (dengan asumsi bahwa hampir semua daerah di Belanda berada di bawah ketinggian air laut, jadi bukan cuma terowongan aja), tiba-tiba kejutan berikutnya muncul. Hujan es batu! Tanpa pemberitahuan resmi sebelumnya tiba-tiba si angin dengan baiknya menghembuskan jutaan butir air yang sudah membeku (disebut es, ada di buku IPA Sekolah Dasar, silakan dicek lagi) ke seluruh tubuhku. Ctaakkkk ctakkk ctakkk tak takkkk (sound effect). Gede sedikit butiran esnya mungkin aku bisa benjol-benjol tuh. Orang bule di belakangku ketawa-ketawa ga jelas. Come on! Kita bisa ketawa pada saat menceritakan ini ke anak cucu nanti, tapi yang jelas bukan sekarang! Akhirnya dengan benjol dan berdarah-darah (hiperbola) + ngos-ngosan sampai juga saya di sport centrum. Skor 2-1 untuk Angin Belanda.

Seakan-akan nggak puas dengan keunggulan tipis itu, hampir tiap hari hujan angin + es batu dihadiahi oleh angin Belanda. Skornya udah bukan skor tipis lagi... tapi sudah seperti hasil pertandingan tim sepakbola Italia vs Tim Nasional Indonesia. Rencana pembalasan sudah disiapkan memang. Salah satunya, saya merencakan membuat model angin Belanda sebagai bagian dari tesis saya yang bertema "Simulasi Jalan Raya dan Wireless Sensor Network" namun rencana ini sepertinya akan ditentang habis-habisan oleh supervisor di kampus.

Wednesday, October 31, 2007

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono