Friday, September 11, 2009

Preprocessing Citra untuk Tracing

Judul yang keren yah? Jangan khawatir, tulisan saya kali ini tidak ada hubungannya dengan image processing yang njelimet dan hwarakadah (?) Saya cuma ingin berbagi pengalaman soal dunia tracing-mentracing. Tulisan ini sama sekali tidak scientific dan please jangan digunakan sebagai referensi untuk jurnal ilmiah ya...

Sejak beberapa waktu silam saya banyak berkutat dengan proses menggambar dan mewarnai secara digital. Permasalahan umum yang saya hadapi adalah kualitas garis hasil gambar yang kurang memuaskan, baik dari hasil scan dari pensil maupun corat-coret di MS Paint. Solusi menarik yang saya temukan adalah dengan melakukan tracing terhadap citra hasil scan maupun dari MS Paint tersebut. Dengan tracing banyak yang bisa saya peroleh: garis yang lebih artistik, noise reduction, dan tentu saja output berupa vektor :) Masalahnya ternyata belum sampai disini. Tracing citra langsung dari hasil scan mau MS Paint seringkali tidak memberikan hasil yang memuaskan karena saya kehilangan banyak detail di gambar. Untuk itulah preprocessing citra diperlukan untuk memperoleh input yang layak untuk tracing.

Untuk preprocessing citra saya menggunakan perangkat lunak super populer Adobe Photoshop, dan untuk tracing saya menggunakan CorelDRAW X4.

Pertama-tama, siapkan gambar yang ingin anda trace. Disini saya menggunakan corat-coret dengan pensil di kertas yang kemudian saya scan dengan resolusi tidak terlampau tinggi. Citra yang saya peroleh adalah sebagai berikut. Cukup kelihatan kalau ketebalan warna di citra ini tidak konsisten mengingat saya hanya tukang gambar amatiran.



Langkah berikutnya adalah menyesuaikan warna gambar supaya tidak terlalu tipis atau terlalu tebal. Gunakan fitur "Level" dari Photoshop untuk memperoleh hasil yang anda inginkan.



Berikutnya, gunakan filter photocopy dari Photoshop. Filter ini menarik karena membuat garis menjadi lebih tebal dan membuat warna menjadi flat... cocok untuk memperbaiki hasil scan yang pas-pasan. Anda akan memperoleh hasil sbb.



Citra yang dihasilkan dari proses di atas sudah cukup bagus untuk proses tracing. Importlah citra tersebut ke Corel Draw dan lakukan tracing sesuai selera. Hasilnya adalah sebagai berikut.



Nggak jelek kan? Selamat mencoba! Saya lagi tergila-gila tracing nih :)

Monday, September 07, 2009

Nyobain Scanner

Barusan dikasih scanner sama temen, langsung deh nge-scan gambar konsep trio kwek-kwek Srimulat Delft versi kartun + mewarnai sedikit-sedikit...
Ki-ka: Birdie, Kuredo, Mpuz...

Saturday, August 22, 2009

Mohon Maaf...

...atas segala kesalahan dan ketidaklucuan saya baik di blog maupun di facebook, twitter, plurk, messenger, dan SMS. Oh iya, di dunia nyata juga...

Selamat menunaikan Ibadah Shaum di bulan Ramadhan...

Wednesday, August 12, 2009

365 Teman...

Ini cerita yang sudah lama sekali...

Alkisah, seorang teman kuliah Bapakku punya kesulitan finansial. Saking sulitnya, si teman ini bahkan tidak sanggup menyewa kos-kosan yang paling murah sekalipun. Namun sebagai mahasiswa perguruan tinggi terkemuka di kotanya, si teman ini nggak gampang menyerah. Setiap hari dia menginap di satu rumah relasinya dan numpang makan di sana. Uniknya, dalam satu tahun setiap rumah hanya diinapi sekali saja, total jumlah relasi si teman ini 365 orang. Begitulah Bapakku menjelaskan pentingnya membangun relasi...

Mendapatkan cerita yang sangat berkesan seperti itu, dalam diriku terpatri dengan kuat bahwa tahun-tahun kabisat adalah masa yang sangat sulit...

Monday, June 08, 2009

Membuat Slogan untuk Kaos

Saya lagi hobi membuat slogan untuk kaos, habis itu disubmit dan direview sama orang lain. Slogan-slogan yang sudah saya buat sampai saat ini:

  • Gravity could not stop me
  • I'm a peacemaker. I made my dog befriend my cat
  • What would happen to gravity if Newton were under Durian tree?
  • I'm not stupid, just not as smart as everyone else...
  • Reality is a place to run away from a nightmare
  • You don't have to succeed at the first time unless you skydive
  • I could take you to the future, just wait a second
  • Irreplaceable Benchwarmer
  • JUST MARRIED. Yes, I couldn't afford the car
  • Tomorrow never dies, but we do
  • I'm a bad liar and I'm handsome
  • My English is perfekt...
  • your shirt looks better than mine
  • one hot ice tea please...

Ada usul lain? Silakan meninggalkan pesan di komentar yah... :D

Test Selera Humor

Belakangan ini beberapa teman mengeluhkan joke saya yang tidak dapat dipahami secara langsung. Untuk mengetahui kecocokan selera humor saya dan anda maka saya akan menunjukkan sepotong hasil chat saya dengan seseorang yang selama hidupnya banyak mempengaruhi selera humor saya. Anton (bukan nama sebenarnya), adalah penggemar bulutangkis asal Jogja. Dia hendak meminta tandatangan Dicky Palyama (pemain bulutangkis no.1 Belanda) lewat teman saya yang juga temannya Dicky. Berikut pembicaraan kami:

Anton: awak nitip tandatangan diki yah
HabsQ: :))
HabsQ: malu ah mintanya
Anton: bukan diki firasat (pemain Persib, red), diki palyama
HabsQ: nanti kalau saya minta temen saya, dia jawab gini
HabsQ: "kamu minta ttd Diki ga minta ttd saya?"
HabsQ: "saya lebih jago dari Diki loh"
HabsQ: ya nanti saya email deh
Anton: "dari mas, sy minta traktir aja deh"
HabsQ: :))
HabsQ: saya bilang gini aja ya
HabsQ: temen saya fans Dicky Palyama
HabsQ: minta tandatangannya dong
HabsQ: nama fans: Anton
HabsQ: skill: advanced
HabsQ: stamina: below average
Anton: stat stamina nya keep hidden aja deh kyknya
HabsQ: pasti nanti di-scout Ton, percuma
HabsQ: Ton
HabsQ: pembicaraan ini saya tulis di blog yah
HabsQ: *dengan sedikit modifikasi tentunya*
Anton: weks
HabsQ: jangan minta royalti yah

Kalau Anda tertawa maka selera humor Anda cocok dengan saya, which is sangat-sangat mengkhawatirkan. Kalau Anda nggak ketawa sama sekali maka saya ucapkan selamat untuk Anda!!

Tuesday, May 12, 2009

Cerita Dari Groens Cup 2009

Groens Cup adalah even olahraga multi-event yang diselenggarakan setiap tahun di Groningen, Belanda untuk Orang-orang Indonesia yang bermukim di Belanda maupun Warga Negara Belanda keturunan Indonesia. Saya bermain di cabang bulutangkis tunggal putra dan ganda bebas bersama Istri.

Hari Pertama


Tunggal Putra

Saya ini tipe orang yang nggak pernah menang apapun kalau ikut undian berhadiah dan hal-hal semacamnya. Tahun lalu di Groens Cup saya dan Linda langsung kebagian melawan Melvin/Kimberly (yang akhirnya jadi juara) di babak pertama. Tahun ini saya kembali beruntung dan di pertandingan pertama tunggal putra langsung dihadapkan dengan Wibi (juara tunggal putra tahun lalu di Groens Cup). Awalnya saya berniat untuk main tidak terlalu ngoyo karena meskipun kalah, saya tetap bisa lolos ke perempat final kalau bisa mengalahkan lawan lainnya yang menurut saya levelnya masih jauh di bawah Wibi. Dikombinasikan dengan badan yang belum panas dan perasaan belum nyaman dengan lapangannya, saya kalah mudah di set pertama. Tersengat karena dibantai, di set kedua saya berniat untuk melawan sampai lupa kalau rencana awal adalah untuk main tidak terlalu ngoyo. Set kedua berlangsung ketat walaupun akhirnya saya bisa menang sehingga skor menjadi 1-1. Di set terakhir, pertandingan masih ketat juga, namun Wibi berhasil leading sampai 20-15. Saya berhasil mencuri 4 poin sehingga skor menjadi 20-19 untuk Wibi, namun akhirnya harus kalah 21-19. Dua pertandingan lain di grup berhasil saya menangkan straight set sehingga bisa tetap lolos ke babak perempat final. Melvin juga lolos setelah menang mudah tiga kali berturut-turut tanpa kehilangan satu set pun, begitu juga Wibi dengan dua pertandingan sisanya.


Ganda Bebas

Saya dan Linda sebetulnya agak kecele ketika tahu di Groens Cup 2009 ini tidak ada cabang ganda campuran. Berhubung nama kami terlanjur dimasukkan di dalam daftar ganda bebas maka kami berniat main lepas saja karena sebagian besar peserta adalah pasangan ganda putra. Berbeda dengan undian grup di tunggal, di ganda bebas kami lebih beruntung karena tidak perlu ketemu dengan ganda tangguh Melvin/Wibi atau pasangan Eindhoven yang lumayan kuat Sammy/Grant. Saya dan Linda berhasil memenangkan semua pertandingan di grup. Lucunya kami ketemu dengan Mbak Tina di pertandingan kedua yang juga satu-satunya ganda campuran yang kami hadapi di Groens Cup ini. Melvin/Wibi dan Sammy/Grant juga nggak menghadapi masalah di penyisihan grup.

Hari kedua

Tunggal Putra

Saya berangkat ke lapangan tanpa tahu siapa calon lawan di perempat final. Setengah jam sebelum pertandingan yang dijadwalkan, saya diberi tahu Linda via telpon kalau nama saya sudah dipanggil oleh panitia dan diancam WO kalau tidak segera muncul :) Bonusnya, Linda bilang lawan saya adalah Melvin (haduhhh.... ). Saya yang masih dalam perjalanan pun lari terbirit-birit ke lapangan sebelum akhirnya ketemu Melvin di dekat pintu sport centrum yang kemudian bilang kalau saya sudah kalah WO sambil cengengesan, untungnya dia cuma becanda :P Saya buru-buru ganti pakaian dan bersiap-siap di lapangan sambil banyak-banyak berdoa. Melvin ini kelasnya minimal satu level di atas saya, karena itu niat saya adalah untuk bermain habis-habisan dari awal, syukur-syukur kalau bisa dapat set pertama. Ternyata harapan saya bener-bener jadi kenyataan, di set pertama Melvin masih sering membuat kesalahan sendiri dan saya main enak sekali sehingga akhirnya bisa unggul 21-18. Saat itu penonton makin banyak dan anehnya saya bukannya nervous malah tambah semangat. Tapi Melvin memang terlalu tangguh. Set kedua berhasil dia rebut meskipun pertandingan tetap ketat, skor 21-17 untuk Melvin. Di akhir set kedua kami minta break lima menit ke umpire. Saya sudah menggelepar di pinggir lapangan. Rasanya bertanding dua set melawan Melvin lebih berat dari bermain enam kali di hari pertama. Selama break saya dapat dukungan dari suporter Delft dan juga suporter netral. Mungkin mereka heran juga ya... kok ada geek yang bisa main badminton hehehe...

Akhirnya set ketiga dimulai juga. Pertandingan berlangsung ketat sampai skor 8-8. Mulai disini perbedaan fisik mulai kelihatan. Meskipun kami seumuran, tapi fisik saya seperti jompo kalau dibandingkan dengan Melvin. Melvin mulai mengendalikan permainan dengan menggunakan strategi yang tepat untuk memaksa saya lari-lari di lapangan. Saat itu tangan saya mulai gemetaran dan di akhir-akhir malah membuat error sendiri. Seperti sudah diduga, akhirnya Melvin menang dengan 21-16. Saya kalah tapi tetap bangga sekali karena penonton memberi aplaus untuk kami. Lebih-lebih setelah akhirnya Melvin jadi juara setelah menang mudah di semifinal dan final dengan straight set (melawan Wibi yang sepertinya kurang fit). Melvin memang top! Saluttt...


Ganda Bebas

Pertandingan perempat final ganda bebas mempertemukan pasangan saya/Linda dengan pasangan ganda putra Wageningen. Di luar dugaan, pertandingan berlangsung cukup cepat dan mudah. Sepertinya Linda sedang on-fire dan main bagus sekali di depan net. Dalam tempo tidak terlalu lama kami menang dua set langsung 21-8 21-13. Di babak semifinal kami akhirnya dapat jackpot karena harus melawan Melvin/Wibi. Pikiran saya, di single, lawan Melvin saya kalah, lawan Wibi juga. Sekarang saya harus lawan dua-duanya sekaligus hahaha... Saya sudah melobi mereka untuk gantian main seorang-seorang saja tapi ditolak :P Untungnya Melvin/Wibi cukup berbaik hati. Mereka bermain dengan tempo sedang dan tidak terlalu agresif walau tetap menang di set pertama. Saya dan Linda mencoba curi-curi kesempatan dan merasa sudah menang setelah berhasil mengambil set kedua meskipun akhirnya Melvin/Wibi berubah menjadi "agak" serius di set terakhir dan akhirnya menang 2-1. Di pertandingan ini kami dapat suporter ekstra karena didukung Mbak-mbak penonton yang senang melihat perempuan satu-satunya di babak perempat final dan semifinal ganda bebas. Melvin/Wibi sendiri akhirnya menjadi juara setelah tanpa kesulitan membantai semua lawan dengan straight set, termasuk di pertandingan final melawan Sammy/Grant.

Saturday, April 04, 2009

The Superhuman Four Eyed Jedi...

...amazing huh?


Wanna be a superhero too? No, you can't... I said NO!! Nooo... please don't click here...

Thanks to Tante Chitra The Talented Whipped Lash

Thursday, January 22, 2009

Jaman SMP

Karena banyaknya permintaan pembaca untuk menampilkan cerita-cerita saya di masa lalu, maka posting kali ini akan menampilkan sepenggal cerita yang menarik dan bermakna dalam... selamat menikmati.

Kala itu saya masih duduk di bangku SMP kelas dua. Bersama teman sekelas saya, Agus, kami berencana bermain bulutangkis di gedung olahraga yang terletak di dalam sekolah. Pintu masuk utama yang biasa kami lewati ternyata terkunci, sehingga jalan satu-satunya adalah dengan melewati pintu yang terdapat di ruang guru. Bagi saya pribadi, ruang guru adalah tempat yang wajib dihindari kecuali terpaksa... maklum, di SMP saya, ruang guru sering diidentikkan sebagai tempat dimana murid-murid yang badung sering dipanggil untuk diberi "pengarahan".

Karena kami tidak punya pilihan lain untuk memasuki gedung olahraga, kami memutuskan untuk masuk ke ruang guru. Yang dimaksud dengan ruang guru sebenarnya adalah sebuah ruangan yang sangat besar dengan banyak meja dan kursi dimana semua guru kecuali kepala sekolah berkantor disitu. Ruang guru yang biasanya ramai saat itu sangat kosong karena memang hari sudah sore. Hanya ada satu guru yang terlihat sedang melakukan sesuatu di mejanya.

Tidak seperti saya yang clueless, Agus adalah anak yang mengerti tata krama dan sopan santun. "Selamat sore Pak, kami permisi mau ke lapangan bulutangkis", sapa Agus yang kemudian saya ikuti dengan mengucapkan kalimat singkat "sore Pak".

Tidak ada reaksi apa-apa dari guru tersebut.

Agus pun menyapa dengan lebih keras, "SELAMAT SORE PAK, KAMI PERMISI MAU LEWAT".

Masih tidak ada reaksi.

Merasa dicuekin, kami pun ngeloyor saja untuk memasuki gedung olahraga. Tak disangka, ketika kami hendak membuka pintu ke gedung olahraga, guru tersebut kemudian memanggil. "Kalian, coba kemari sebentar", ujarnya. Kami pun datang mendekati guru tersebut.

Sang Guru: "Kalian kelas berapa?"
Agus dan saya: "Kelas 2-3 Pak"
Sang Guru: "Kalian tahu apa kesalahan kalian?"
Agus dan saya: (bingung)
Sang Guru: (suara meninggi) "Sudah kelas 2 harusnya mengerti sopan santun dong, masak lewat ruang guru tidak memberi salam atau minta izin, memangnya ruang guru ini milik kalian?"
Agus dan saya: "&^%$%#@$^$%#!!"

Moral cerita ini:
Tata krama dan sopan santun adalah hal yang sangat penting, namun korek kuping juga tidak kalah pentingnya.