Wednesday, April 23, 2008

Bombs

I went to a second hand bike shop and the owner checked my bike. Then he said: "Your bike needs to be repaired. If not, you have to avoid bombs!".

Me: "Sorry?"

Owner of the second hand bike shop (OOTSHBS): "Avoid bombs!"

I never know that a bike need to be repaired to be bomb-proof. Not even a new bike is good enough to withstand a bomb explosion.

Me (chuckle): "I don't think I get what you mean"

OOTSHBS: "You know, when you're riding... there might be some obstacles..."

Me: "Oh, you mean bumps?"

OOTSHBS: "Yes, bombs"



source of inspiration: here

Monday, April 21, 2008

Chinca (Cinta) Laura's Traffic Signs

Dapat dari milis, jago juga ya yang ngeditnya...

Buat yang ngga ngeh, baca dulu beberapa referensi ini:
http://wakji.wordpress.com/2008/03/17/fenomena-cincha-lawra/
http://emjaiz.wordpress.com/2008/02/25/fenomena-cinta-laura/










Sunday, April 20, 2008

Ndeso

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp komunikator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp komunikator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerk, wah ini yang deso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang, dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst.

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi wanita tidak solat (WTS, in Malay, "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta,wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah:

Orang bisa antri raskin sambil pegang hp.
Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok.
Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas.

Orang bule mabuk kelebihan uang, Orang kampung mabok patungan, lagi mabok muntah keluar kangkung, genjer, toge.
Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala.
Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya.

Orang mo beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliahIjzah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur.
Kelihatannya orang sibuk ternyata masih intensive keluar masuk Mc DonaldKelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan. Jadi masih sempat ngurusin kulit bulat diisi angin
Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp.

62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja.
Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor.
Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar.
Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan.
Agar kelihatan inklusif maka harus bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin tomang bisa digandeng.
Yang lebih mengerikan adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

Tulisan ini dibuat oleh: Abdulllah Muadz*
*menurut email lain penulisnya adalah Ika S. Creech, saya tidak tahu yang mana yang benar
diambil dari milis

Saturday, April 19, 2008

Bang Fahri

Entah apa yang menyebabkan teman saya yang satu ini dijuluki "Bang Fahri", seperti nama tokoh utama dalam novel dan film "Ayat-ayat Cinta". Saya pribadi kesulitan menemukan kemiripan antara beliau dan tokoh fiktif tersebut. Namun sepertinya teman-teman yang lain punya pandangan yang berbeda. Kekaguman teman-teman saya ini akhirnya mencapai puncaknya ketika kami berkumpul untuk merayakan ulang tahun "Bang Fahri".


Sebuah poster film terbaru dan satu-satunya dari "Bang Fahri" menjadi bingkisan yang tidak terlupakan di acara ulang tahun beliau. Efek dari poster ini membuat popularitas "Bang Fahri" (yang sebetulnya sudah sangat populer) menjadi semakin tinggi. Terbukti topik ini akhirnya menjadi bahan pembicaraan teman-teman se-Eropa... hahaha!

Selamat ya Bang Fahri!

Monday, April 14, 2008

Nyaris Jadi Pakar Pornomatika

Ternyata bukan cuma media yang bisa mengumbar-umbar titel pakar...

Kisah ini terjadi sekitar 3 tahun silam. Kala itu saya dan teman-teman yang tergabung di RPG (Rumah Pohon Group, what a name!) sedang asik-asiknya berkecimpung di dunia per-riset-an. Suatu hari, seorang teman yang memang gemar memancing kontroversi datang kepada saya dengan menawarkan sebuah ide riset: filter pornografi untuk citra diam dan bergerak. Rupanya teman saya ini memang jago memprediksi kebutuhan pasar (buktinya sekarang ada RUU ITE). Filter pornografi yang ada pada masa itu memang lebih ditujukan untuk konten berupa teks dimana pemblokiran dilakukan untuk situs-situs yang mengandung kata kunci tertentu.

Tentu saja filter teks seperti itu masih jauh dari sempurna, makanya ide filter citra diam dan bergerak dimunculkan. Tawaran teman saya ini saya tanggapi dengan tidak begitu antusias. Memang betul bahwa riset ini adalah sesuatu yang sangat menantang. Tapi ada beberapa hal yang membuatnya menjadi tidak menarik. Bukan, bukan karena uang (pada saat itu saya cukup terbiasa bekerja tanpa dibayar sama sekali :P). Begini, yang saya bayangkan sebuah filter pornografi sebenarnya bertugas mengklasifikasikan suatu konten kedalam dua golongan... konten normal dan konten "terlarang" :P Klasifikasi bisa dilakukan dengan pengenalan pola atau bahasa kerennya pattern recognition. Nah, dalam pengenalan pola ini salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan, yaitu identifikasi fitur.

Apa itu fitur? Aku kasih contoh deh. Misal kita mau mengklasifikasikan kendaraan. Fitur yang (mungkin) cocok digunakan untuk mengklasifikasikan kendaraan adalah: jumlah roda, panjang kendaraan, tinggi kendaraan, dan lain-lain. Fitur harus cukup sederhana (bisa diekstrak dari konten yang akan diklasifikasikan) namun juga harus dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi. Contoh pemilihan fitur yang (mungkin) kurang tepat dalam mengklasifikasikan kendaraan misalnya adalah plat nomor, warna kendaraan, dan harga kendaraan. Nah, dalam kasus filter pornografi ini, analisis yang cukup dalam perlu dilakukan terhadap konten-konten yang akan di filter tsb hehehe... you know what I mean?

Melihat saya yang tidak antusias, teman saya ini kemudian mengeluarkan rayuan mautnya: "Ayolah Bib... nanti kan keren kamu bakal terkenal sebagai pakar pornomatika Indonesia".

Dih! Makin ga tertarik deh!

Tuesday, April 08, 2008

Membunuh Kecoa dengan Bom Atom




Demi menangkal peredaran pelem Fitn@ di Indonesia, Menkominfo Mohammad Nuh telah mengirimkan surat resmi kepada segenap pengelola penyelenggara jasa internet untuk memblokir akses ke situs dan blog penyebar film Fitn@, diantaranya youtube, multiply, dan rapidshare. Uh oh, this is what I call "membunuh kecoa dengan bom atom". Kecoanya kemungkinan bakal mati, bagus. Sayangnya, semua makhluk dengan radius xx km di sekitar lokasi kejadian juga ikut mati. Belom lagi kemungkinan kalau kecoanya ternyata ga mati (cuma megap-megap), kecoa gitu loh! Kan die hard (susah matinya).

Doh, sebetulnya apa sih yang istimewa dari pelem ini? Menurut yang udah nonton (saya cuma nonton 2 menit pertama, abis itu bosen), isinya gitu-gitu aja, gak ada yang baru. Kayaknya sih dibuat sambil begadang dalam satu malem, wajar kalo akhirnya cuma bisa comot-comot karya orang lain (udah ngefitnah, ngelanggar hukum pula).

Oke oke, balik lagi ke blokir akses internet. Efek sampingnya udah kerasa. Mulai dari keluhan orang-orang yang biasa cari info di youtube (youtube isinya bukan cuma pelem fitn@ loh! In case belom tau), para pemilik dan penikmat multiply yang merasa terganggu, sampai mengganggu mata pencaharian. Jangan-jangan ntar google juga di-blok.

ps: Ngomong-ngomong soal google, barusan nemu situs lucu tentang logo google yang ditolak. Have fun!

Monday, April 07, 2008

Kesempatan Kedua

Wajar rasanya kalau dalam hidup ini kita mendapatkan kesempatan kedua. Masalahnya, kita ini cuma manusia biasa yang hobinya bikin kesalahan dan kesalahan. Misalnya, kita ikut ujian trus ga lulus... masih dikasih kesempatan ngulang kuliah tsb (tahun depannya :P). Contoh lain: di perusahaan-perusahaan dikenal istilah SP (Surat Peringatan). Jika seorang pegawai melanggar suatu aturan perusahan tsb maka yang bersangkutan dikenai SP1. Kalau melanggar lagi kena SP2 dst sampai pegawai tersebut dikenai hukuman tertinggi yaitu dipecat :P Nggak ada ceritanya pegawai melakukan satu kesalahan trus langsung dipecat, kecuali kalau perusahaannya sangar atau kesalahannya fatal, seperti misalnya: meledakkan WC kantor dengan bom molotov atau bersekongkol dengan mafia untuk menculik anak manajer keuangan yang masih orok dsb dsb...

Yang perlu diingat, kesempatan itu ada batasnya. Ini yang jadi masalah karena kita nggak tahu apakah kita masih punya kesempatan ekstra atau nggak. Atau kalau ditilik dari sudut pandang lain: jangan-jangan kesempatan itu ada namun kita sendiri yang ngga menyadarinya!? Kegagalan dalam memanfaatkan kesempatan akan membuat kita kecewa. Apalagi kalau kita menyadari betapa besarnya kesempatan yang kita dapatkan sebelumnya. Bisa-bisa kita terus dihantui oleh kegagalan tsb. Coba kalau saya begini brgitu dan tidak seperti ini... andaikan saya bisa kembali ke saat itu...

Ehm, ngomong-ngomong soal kesempatan dan perandai-andaian saya jadi ingat sama dorama (drama Jepang) yang ini nih: Proposal Daisakusen.

(Warning! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler. Bagi penggemar spoiler silakan lanjut, bagi pembenci spoiler bisa langsung balik kanan bubar jalan)

Ini adalah kisah tentang seorang anak muda bernama Ken. Ken ini jatuh hati pada seorang gadis periang (bukan meriang) bernama Rei yang juga teman masa kecilnya. Sayangnya, Ken adalah seorang yang pasif dan tidak mengerti wanita (ya... ya... kebanyakan pria memang seperti itu :P). Ken dan Rei (bersama tiga orang teman lainnya) melewati waktu demi waktu bersama-sama. Namun dari sekian banyak kesempatan, tidak sekalipun Ken berhasil mengungkapkan cintanya kepada Rei, yang notabene juga menaruh hati pada Ken. Sampai akhirnya Rei memutuskan untuk menikah dengan pria lain... uh oh...

(break sejenak, The Beatles mau lewat...)

.
.
.
Of all the love I have won or have lost
there is one love I should never have crossed
She was a girl in a million, my friend
I should have known she would win in the end

I'm a loser
And I lost someone who's near to me
.
.
.

Untungnya ini adalah dorama fiksi dan tidak ilmiah :P Di acara pernikahan Rei, muncullah sesosok peri (bukan seperti yang biasa nongol di film anak-anak karena yang ini perinya nyentrik) yang memberi Ken kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki hubungannya dengan Rei. Seperti mendapat durian runtuh (dan enak), Ken setuju dan kembali ke masa lalu. Kesempatan untuk kembali ke masa lalu bukan hanya satu atau dua kali, tapi cukup untuk menghabiskan 11 episode dorama ini :P

Kembali ke masa lalu dengan pengetahuan akan masa depan ternyata tidak menjamin segalanya berjalan dengan mudah. Apapun yang Ken lakukan di masa lalu tidak berefek banyak terhadap kenyataan di masa sekarang. Dia selalu kembali ke masa kini dimana Rei akan menikah dengan pria lain. Sampai di titik ini pikiran Ken mulai terbuka. Daripada sibuk untuk berusaha memperbaiki apa yang terjadi di masa lalu, dia seharusnya lebih berkonsentrasi untuk menghadapi apa yang ada di depannya. Kesempatan apa sih yang dia masih punya?

Fiuh... beruntunglah saya masih punya kesempatan menulis blog ini ^_^

Saturday, April 05, 2008

Joke of The Day

Udah agak lama, tapi tetep lucu (dari milis).

The following is the transcript of an ACTUAL radio conversation in
October 1995, between a US Navy ship and The British authorities, near the coast off England. The transcript was released by the MoD on 10/10/95.


BRITISH: Please divert your course 15 degrees to the South, to avoid collision
U.S.NAVY: Recommend you divert YOUR course 15 degrees to the North, to avoid a collision
BRITISH: Negative. You will have to divert your course 15 degrees to the South to avoid a collision.
U.S.NAVY: This is the Captain of US Navy ship. I say again,divert YOUR course.
BRITISH: Negative. I say again. You will have to divert your course.
U.S.NAVY: THIS IS THE AIRCRAFT CARRIER USS LINCOLN, THE SECOND
LARGEST SHIP IN THE UNITED STATES' ATLANTIC FLEET. WE ARE ACCOMPANIED BY THREE DESTROYERS THREE CRUISERS AND NUMEROUS SUPPORT VESSELS. I DEMAND THAT YOU CHANGE YOUR COURSE 15 DEGREES NORTH. THAT'S 15 DEGREES NORTH, OR COUNTER MEASURES WILL BE UNDERTAKEN TO ENSURE THE SAFETY OF THIS SHIP.
BRITISH: We are a lighthouse. **** off.

Wednesday, April 02, 2008

Singgungan Mr. Roy

Roy Suryo, siapa yang tidak kenal nama ini? Sosok kontroversial yang dianugerahi gelar "pakar telematika" oleh media massa Indonesia ini baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang membuat saya tertegun. Sebetulnya bukan hal yang aneh kalau Mr. Roy membuat sensasi karena memang hidupnya tidak jauh dari hal-hal yang sensasional. Namun baru kali ini pernyataan dia membuat saya sedikit tersinggung, dan bukan tertawa seperti biasanya.

Diawali dari pernyataan Mr. Roy di Kompas yang sepertinya sudah dihapus, namun masih bisa diakses via cache google:
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa meski telah memiliki undang-undang, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan ada perlawanan dari para ’blogger’ dan ’hacker’ yang biasanya akan mengganggu sistem pemblokiran tersebut

Mr. Roy menyatakan bahwa 'blogger' patut diwaspadai sebagai calon pengganggu sistem pemblokiran situs porno. Oke, Mr. Roy memang bukan fans berat blogger, tapi ini rasanya sudah berlebihan. Orang awam mungkin sering gagal membedakan 'hacker' dengan 'cracker', namun ternyata manusia yang satu ini pun gagal membedakan 'blogger' dengan 'cracker'. Seperti tidak cukup puas, Mr. Roy kali ini menyatakan bahwa orang yang bertanggung jawab men-deface situs Golkar dan Depkominfo adalah hacker dan blogger. Lebih lagi dia menunjuk Enda Nasution sebagai sosok dibalik serangan-serangan tersebut. Ouch! Sebuah tuduhan yang tanpa dasar... Majalah echo|zine bahkan memuat wawancara dengan sang pelaku (entah benar atau tidak) yang menyatakan bahwa dia bukan seorang blogger.

Doh! Tolong ya media massa Indonesia... Mr. Roy ini sejak awal sudah diragukan kompetensinya di dunia IT. Mulai dari pembuktian keaslian foto lewat metadata sampai penemuan lagu Indonesia Raya tiga stanza yang sensasional. Kenapa tidak meminta komentar dari orang-orang yang jelas ahli di bidang IT seperti misalnya Pak Onno atau Pak Budi Rahardjo?