Monday, April 07, 2008

Kesempatan Kedua

Wajar rasanya kalau dalam hidup ini kita mendapatkan kesempatan kedua. Masalahnya, kita ini cuma manusia biasa yang hobinya bikin kesalahan dan kesalahan. Misalnya, kita ikut ujian trus ga lulus... masih dikasih kesempatan ngulang kuliah tsb (tahun depannya :P). Contoh lain: di perusahaan-perusahaan dikenal istilah SP (Surat Peringatan). Jika seorang pegawai melanggar suatu aturan perusahan tsb maka yang bersangkutan dikenai SP1. Kalau melanggar lagi kena SP2 dst sampai pegawai tersebut dikenai hukuman tertinggi yaitu dipecat :P Nggak ada ceritanya pegawai melakukan satu kesalahan trus langsung dipecat, kecuali kalau perusahaannya sangar atau kesalahannya fatal, seperti misalnya: meledakkan WC kantor dengan bom molotov atau bersekongkol dengan mafia untuk menculik anak manajer keuangan yang masih orok dsb dsb...

Yang perlu diingat, kesempatan itu ada batasnya. Ini yang jadi masalah karena kita nggak tahu apakah kita masih punya kesempatan ekstra atau nggak. Atau kalau ditilik dari sudut pandang lain: jangan-jangan kesempatan itu ada namun kita sendiri yang ngga menyadarinya!? Kegagalan dalam memanfaatkan kesempatan akan membuat kita kecewa. Apalagi kalau kita menyadari betapa besarnya kesempatan yang kita dapatkan sebelumnya. Bisa-bisa kita terus dihantui oleh kegagalan tsb. Coba kalau saya begini brgitu dan tidak seperti ini... andaikan saya bisa kembali ke saat itu...

Ehm, ngomong-ngomong soal kesempatan dan perandai-andaian saya jadi ingat sama dorama (drama Jepang) yang ini nih: Proposal Daisakusen.

(Warning! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler. Bagi penggemar spoiler silakan lanjut, bagi pembenci spoiler bisa langsung balik kanan bubar jalan)

Ini adalah kisah tentang seorang anak muda bernama Ken. Ken ini jatuh hati pada seorang gadis periang (bukan meriang) bernama Rei yang juga teman masa kecilnya. Sayangnya, Ken adalah seorang yang pasif dan tidak mengerti wanita (ya... ya... kebanyakan pria memang seperti itu :P). Ken dan Rei (bersama tiga orang teman lainnya) melewati waktu demi waktu bersama-sama. Namun dari sekian banyak kesempatan, tidak sekalipun Ken berhasil mengungkapkan cintanya kepada Rei, yang notabene juga menaruh hati pada Ken. Sampai akhirnya Rei memutuskan untuk menikah dengan pria lain... uh oh...

(break sejenak, The Beatles mau lewat...)

.
.
.
Of all the love I have won or have lost
there is one love I should never have crossed
She was a girl in a million, my friend
I should have known she would win in the end

I'm a loser
And I lost someone who's near to me
.
.
.

Untungnya ini adalah dorama fiksi dan tidak ilmiah :P Di acara pernikahan Rei, muncullah sesosok peri (bukan seperti yang biasa nongol di film anak-anak karena yang ini perinya nyentrik) yang memberi Ken kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki hubungannya dengan Rei. Seperti mendapat durian runtuh (dan enak), Ken setuju dan kembali ke masa lalu. Kesempatan untuk kembali ke masa lalu bukan hanya satu atau dua kali, tapi cukup untuk menghabiskan 11 episode dorama ini :P

Kembali ke masa lalu dengan pengetahuan akan masa depan ternyata tidak menjamin segalanya berjalan dengan mudah. Apapun yang Ken lakukan di masa lalu tidak berefek banyak terhadap kenyataan di masa sekarang. Dia selalu kembali ke masa kini dimana Rei akan menikah dengan pria lain. Sampai di titik ini pikiran Ken mulai terbuka. Daripada sibuk untuk berusaha memperbaiki apa yang terjadi di masa lalu, dia seharusnya lebih berkonsentrasi untuk menghadapi apa yang ada di depannya. Kesempatan apa sih yang dia masih punya?

Fiuh... beruntunglah saya masih punya kesempatan menulis blog ini ^_^

4 comments:

Velly said...

habib produktif dalam mengisi blog nih akhir-akhir ini. Emang lagi bersemangat atau... lagi nganggur bib? (ehm..ehm gw jg kok bib ^^')

gw mau nanggepin post ini... tapi pas ditulis kok puanjaaaaaaaaang banget... jadi serasa ngeblog di comment kmu :p Jadinya batal deh ngasih comment XD

Ismail Habib said...

Lagi bersemangat meskipun tidak nganggur... entah kenapa :P

Yaaahhh, kenapa ga jadi komen yang panjang? Kan lumayan biar tambah rame blognya hehehe.

lite said...

sounds something like that butterfly effect movie we saw, isnt it?

I still remember how I was still shivering on my way back home (it was in your car, right? with linds, j, and gajay if im not mistaken :D)

Well, so, doesnt that mean, actually theres no need for the second chance at all? (and the funky fairy, collaterally :P)

what we need would be the conscience to be grateful of whatever we have now because it is whats best for us. No matter how that might be "not the best" in our criteria.

but then..that might cease the sense of need to learn from the past...since anyway whatever happens in the past was meant to be.

umm....ok..i think i've confused myself xD
so, come again, what's ur opinion abt the second chance? ;P

Ismail Habib said...

lite: sounds something like that butterfly effect movie we saw, isnt it?

Exactly, but not as "dark" as BE :P

My opinion about the second chance? Well, the chance is there to be taken rite (lite)? xD