...adalah awalan yang bagus untuk cerita lain, tapi bukan yang ini.
Ketika itu saya baru lulus SMP dan tengah menjalani masa orientasi di SMA. Kelas yang saya huni mendapatkan kehormatan besar untuk menjadi tim paduan suara untuk upacara bendera. Sebelum menjalani upacara bendera tentunya kami harus menjalani latihan terlebih dahulu, tentu saja dengan didampingi oleh beberapa orang pelatih yang merupakan senior di SMA.
Sudah seharusnya dalam upacara bendera, lagu kebangsaan harus dinyanyikan dengan gagah dan sikap sempurna. Sebagai seorang warga negara yang baik, tentu saja saya bernyanyi dengan penuh semangat dan semangat empat lima. Latihan dipimpin oleh Pelatih Pria Paling Kemayu (P3K).
P3K: "Ayo nyanyinya yang semangat dong...."
Saya: (makin keras nyanyi dan makin semangat untuk memberi contoh teman-teman yang lain)
P3K: "......" (berpikir keras)
P3K: (menggumam) "Sepertinya ada yang salah nih" (kemudian berputar-putar di antara tim paduan suara)
P3K: (berhenti di depan saya)
Saya: (makin semangat dan berapi-api, apalagi ada pelatih di depan nih...)
P3K: (mendekatkan kuping, lalu kemudian tanpa basa-basi) "ya kamu" (sambil menunjuk saya) "sebaiknya kamu gerakin mulut aja, nggak usah nyanyi... lipsing gitu ya.... habisnya suaranya fals!"
Saat itu Indonesia kehilangan satu orang warga negara yang baik.
2 comments:
"Saat itu Indonesia kehilangan satu orang warga negara yang baik."
oooo... jadi itu ya bib kenapa mau stay di Belanda? xD
ternyata.... dendam kesumat :D
Post a Comment