Tuesday, December 16, 2008

Oh Okonomiyaki!

Memasak adalah suatu proses mempersiapkan makanan dengan memanaskan, memilih, menimbang, dan mengkombinasikan bumbu dalam urutan tertentu untuk menghasilkan makanan yang aman dan layak makan [diterjemahkan dengan suka-suka hati dari wikipedia]. Makan adalah proses penurunan nilai produk (makanan) demi memenuhi keinginan perut. Gosipnya sih, dengan makan kita memperoleh energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari... yeah rite... Diantara kedua proses tersebut, hanya ada salah satu yang kugemari dan itu bukan memasak. Selama beberapa puluh tahun hidup ini kegiatan masak-memasak bisa dihindari dengan memakan masakan Ibu, membeli makanan dari warung, atau meminta Istri memasak.

Tapi kali ini situasinya sedikit berbeda. Jauh dari rumah, tidak ada warung di sekitar sini, dan Istri sedang sering di kantor. Maka tinggallah kusendiri kelaparan berguling-guling di rumah. Solusi awal yang paling masuk akal adalah dengan memasak mie instan. Bosan dengan mie instan, aku terpaksa coba-coba membuat makanan instan lainnya seperti nugget, nasi goreng bumbu instan, maupun telur dadar kornet orak-arik. Belakangan, tanpa sengaja aku menemukan website masak-memasak yang lumayan lengkap. Ada satu resep yang sangat menarik di sana, judulnya: Okonomiyaki.

Resep yang terpampang disana tampak tidak terlalu sulit untuk dibuat. Maka dengan memberanikan diri akupun mencoba membuat Okonomiyaki dengan bantuan (sekitar 90%) dari Istri tercinta. Beberapa perubahan terhadap resep harus dilakukan mengingat keterbatasan bahan dan jarak rumah-supermarket plus udara dingin menusuk yang memungkinkan kita menyimpan makanan di luar rumah tanpa takut basi.

Tanpa basa-basi lagi, inilah cara membuat Okonomiyaki... eng ing eng...

Bahan-bahan yang diperlukan:

Tepung terigu sekitar 100 gram
Air putih plus minus 75 ml (jangan sekali-kali menggunakan susu soda, dijamin tidak enak)
Telor ayam satu butir
Kubis (tidak kupakai karena nggak nemu di rumah)
Garam secukupnya, tidak pakai juga tidak apa-apa

Untuk toppingnya:
Ayam (aku pakai nugget, 4 biji cukup, laki2 perempuan sama saja)
Jagung (setengah cukup deh)
Bawang bombay sebutir
Bakso ikan 4 butir

Saus:
Mayonaise
Sambal

Sudah siap semuanya? Belum? Kutungguin... udah belum? Belum juga?? Ga peduli... ayo kita mulai.

Langkah pertama:
Pecahkan telur ayam dengan penuh kelembutan. Campurkan dengan terigu dan air. Tambah garam secukupnya. Obok-obok hingga rata. (Ah cemen...)

Langkah kedua:
Siapkan wajan, beri minyak sedikit, ratakan ke wajan, dan kemudian panaskan.

Langkah ketiga:
Siapkan toppingnya. Potong jagung, nugget, bawang bombay, bakso ikan, dan bebek angsa (yang terakhir bo'ong). Engga usah rapi-rapi, nggak ada yang ngasih nilai kok.

Langkah keempat:
Tuang topping ke wajan. Goreng hingga hampir matang. Bentuk toppingnya menjadi bentuk jajaran genjang (kalau susah bulet aja gpp).

Langkah kelima:
Masukkan adonan terigu ke dalam wajan. Tumpuk di atas toppingnya. Pluk. Ratakan. (rata kan?)


Langkah keenam:
Panaskan api kompor sampai medium dan tunggu sekitar 5 menit. Balik adonan, kalau susah dipotong dua dulu juga gpp. Biarkan selama 5-10 menit. Hati-hati gosong... tapi jangan khawatir, meskipun gosong okonomiyaki ini masih bisa digunakan untuk melempar Bush Jr.



Langkah ketujuh:
Sajikan di piring putih atau hitam. Tambahkan mayonaise dan saus di atasnya (slurpppp). Potong dan siap dihidangkan =P~


Demikian resep sederhana dari Chef Habib. Sampai jumpa di resep berikutnya: memasak telor dadar. Apa? Nggak mau? Udah tahu? Sombong ih...

Monday, November 10, 2008

Lays Egois

Setelah sekian lama meninggalkan dunia per-blog-an akhirnya semangat untuk menulis itu kembali muncul. Tapi jangan berharap terlalu banyak dari tulisan kali ini karena terlalu banyak itu tidak baik (lho?).

Topik posting kali ini sederhana saja, yaitu mengenai makanan ringan kegemaran saya: Lays. Survey membuktikan bahwa Lays adalah makanan ringan terfavorit di Belanda, selain itu, survey lain mengungkapkan bahwa menulis tentang makanan ringan favorit saya adalah sama menariknya dengan membahas jumlah anak tangga yang saya lalui setiap harinya. Kesimpulan: anggap paragraf ini tidak pernah ada.

Perjumpaan pertama saya dengan Lays terjadi ketika Saya dan Istri tiba di Belanda. Selagi melakukan pendaftaran ulang di universitas, kami diberikan sebuah paket berisi berbagai macam survivor kit untuk hari-hari pertama di Belanda. Di antara survivor kit tersebut terdapatlah satu bungkus indomie instan (ya, indomie di Belanda sama populernya dengan bola-bola coklat di kantin GKU barat ITB) dan satu bungkus Lays versi biasa.

gambar diculik dari website lays.nl

Kesan pertama yang cukup baik dari Lays membuat kami menjadi pelanggan Lays sejati. Setiap kali kamu pergi ke supermarket, Lays menjadi pilihan utama sebagai teman-dikala-senggang dan teman-dikala-lapar-dan-malas-masak. Seiring waktu berlalu, variasi Lays semakin banyak. Superchips, Light, Baked, dll mulai memenuhi segala penjuru supermarket di kota anda (ha?).

Hampir semua variasi Lays pernah kami coba, tapi hanya ada satu Lays yang benar-benar mendapatkan tempat di hati saya, yaitu Superchips Heinz Tomato disingkat SHT. SHT, dengan bungkus warna hitam dan kentang warna coklat ini selalu berhasil menggoda saya untuk membawanya pulang dengan ditukar sejumlah euro. Yang unik dari SHT ini adalah rasanya yang sangat asam karena menggunakan saos tomat heinz dengan takaran yang tidak dikira-kira. Tingginya konsentrasi saos tomat heinz dalam Lays ini menimbulkan kecurigaan di beberapa pihak bahwa sebenarnya SHT bukanlah kentang dengan bumbu saos tomat tapi lebih ke tepat sebagai saos tomat dengan tambahan sedikit kentang.

Sampai saat ini saya belum menerima pengakuan orang lain selain saya yang menyatakan bahwa SHT ini merupakan Lays favorit mereka. Istri saya hanya makan satu cuil dalam setahun, Baqir (anak asuh kami) menggigit satu kali dan mengutuk selamanya. Reaksi teman-teman yang lain ketika makan SHT kebanyakan adalah memejamkan mata dan kemudian permisi ke kamar mandi. Karena hanya saya seoranglah yang menggemarinya maka Lays SHT ini mendapatkan julukan sebagai Lays egois. Dari saya - oleh saya - untuk saya - suka-suka saya.

Tuesday, September 30, 2008

Iedul Fitri

Taqabalallahu minna wa minkum

Shiyamana wa shiyamakum



Selamat Iedul Fitri 1429H

Mohon maaf lahir dan batin

Monday, July 28, 2008

Sunny

Belanda panas!

Tapi bukan itu yang mau disampaikan di posting ini. Seorang teman yang mentasbihkan dirinya sebagai "Si Keren" menantang saya untuk memainkan sebuah game yang cocok dimainkan di musim panas ini (apa coba?). Game bertajuk sunny ini adalah game sederhana namun mempunyai tampilan dan gameplay yang menarik.

Di game ini anda berperan sebagai seekor panda* yang imut meskipun tidak seimut saya (huekkk). Si panda ini membawa sebuah payung yang meskipun kelihatannya biasa saja namun mempunyai kekuatan tiada tara (duh kebiasaan nulis sembarangan deh). Objektif dari game ini adalah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan cara bertahan selama mungkin untuk tidak menyentuh permukaan jalan raya.


Untuk memainkan game ini mudah saja. Anda cukup menekan tombol klik kiri sekali untuk lompat dari mobil. Ketika sang panda tengah melayang, sedikitnya ada dua manuver yang bisa dilakukan. Dengan menekan klik kiri dua kali secara cepat maka sang panda bisa melayang lebih tinggi. Dengan menekan klik kiri satu kali maka payung akan tertutup dan si panda akan terjun bebas. Untuk terus bertahan anda harus melayang-layang atau mendarat di atas mobil. Jangan terlalu lama melayang karena payung si panda punya keterbatasan. Kumpulkan tomat untuk memperkuat payung di panda (like it makes any sense... but who cares?)

Untuk mendapatkan poin sebesar-besarnya cobalah untuk melayang selama mungkin. Semakin banyak mobil yang anda lewati tanpa mendarat, semakin tinggi poin yang anda peroleh, dan semakin tinggi juga resiko anda hehehe... Cara lain untuk mendapatkan banyak poin adalah dengan melakukan smooth landing. Smooth landing adalah landing di atas mobil tanpa menutup payung. Cukup berbahaya namun bonus yang anda peroleh menjadi dua kali lipat. Rekor saya sementara 311100, silakan coba pecahkan kalau bisa! B-)

*sebagian makhluk lain menganggap bahwa binatang tersebut adalah seekor beruang

Wednesday, July 16, 2008

Menggambar dan Mewarnai Lagi Yuk...

Ternyata cukup lama juga saya nggak gambar-gambar. Karena nggak tahan (?) akhirnya saya kembali bermain-main dengan kanvas. Kali ini 100% kerjaan digital, sketsa dibuat dengan software favorit saya yaitu MS Paint :P menggunakan airbrush ukuran sedang dan mouse biasa (beliin tablet donk T_T). Hasilnya dicopy-paste ke Sotosop.


Untuk pewarnaan, gayanya beda dari posting sebelumnya. Kali ini lebih mirip proses melukis konvensional. Seluruh layer diisi dengan satu warna dominan terlebih dahulu, baru kemudian diwarnai dengan menggunakan brush transparan (opacity 20-50%), proses ini saya kerjakan dengan kasar saja. Garis hitam dihasilkan dari proses "penghalusan" dengan menggunakan smudge tool.

Untuk rambut saya juga menggunakan smudge tool dengan strength 80-90% dan brush yang sangat kecil (sekitar 4 px). Untuk bagian ini sih perlu tingkat kerajinan dan ketelatenan yang lumayan tinggi, apalagi saya termasuk orang yang gampang bosen. Untung akhirnya (dianggep) selesai juga hehehe...

Tuesday, July 15, 2008

Karakteristik Manusia Berdasarkan Golongan Darah

Diforwardkan oleh seorang teman di milis. Bener apa nggaknya bisa diperdebatkan, tapi yang jelas ilustrasinya lucu dan menarik. Silakan klik pada gambar untuk memperoleh gambar dengan ukuran yang lebih besar.




Thursday, June 26, 2008

From Zero to One: Catatan Seorang Pemain Medioker

Sepakbola adalah salah satu hobi saya sejak kecil. Bersama saudara-saudara saya terutama adik saya yang satu ini, kami seringkali menghabiskan waktu untuk mempermainkan (kadang dipermainkan) si kulit bundar bersama. Sebagai penggemar sepakbola, kami tidak terlalu pilih-pilih soal lapangan. Kadang kami bermain di dalam rumah, di waktu lain di garasi rumah, atau di halaman. Biasanya pertandingan berakhir setelah partai sepakbola tidak bermutu yang kami mainkan memakan korban. Pagar rumah, kaca jendela, dan pot bunga adalah korban favorit kami. Tentu saja Ibu kami sering mencak-mencak dan menyuruh kami bermain di lapangan sepakbola sungguhan (yang kami terjemahkan sebagai instruksi untuk berhenti mengingat tidak ada lapangan sepakbola di kompleks rumah kami... oh, sedihnya jadi anak kota).

Hobi sepakbola ini jarang saya salurkan ke luar rumah, utamanya karena perasaan tidak pede dan merasa tidak jago. Badan yang pendek, fisik yang lemah, teknik yang memilukan, dan mental penakut adalah kombinasi terbaik untuk menghasilkan pesepakbola paling konyol yang pernah ada. Pertama kali saya melakoni pertandingan sepakbola di luar rumah adalah ketika saya menginjak kelas empat Sekolah Dasar. Semangat sepakbola total football (dimana ada bola, disitu semua pemain berkerumun dan saling menendang satu sama lain) membuat saya enggan untuk sering-sering mengejar bola. Satu-satunya aksi yang saya lakukan di pertandingan tersebut adalah sebuah tendangan super cantik yang menyebabkan bola masuk ke gawang sendiri.

Tidak banyak yang berubah ketika saya memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Daripada bermain bola di waktu pelajaran olahraga, saya lebih memilih untuk duduk-duduk di pinggir lapangan tanpa melakukan apa-apa. Sampai akhirnya suatu hari, seorang kawan mengajak saya untuk bermain bola di lapangan Saparua Bandung. Sebuah ajakan sinis memang, mengingat mengajak saya bermain bola tidak ubahnya seperti kucing mengajak tikus untuk sarapan bersama. Entah kenapa saya menyetujui saja tawaran tersebut, sekaligus membuat kawan tersebut terbengong-bengong tidak percaya. Sejak saat itulah karir sepakbola saya dimulai, sepakbola setiap hari minggu pun menjadi suatu keharusan. Sayangnya, bermain di lapangan Saparua secara rutin tidak serta-merta membuat saya jadi lebih jago. Hal ini memaksa seorang teman untuk berbaik hati memberikan saya saran agar bisa tampil lebih baik.

Teman yang baik hati dan gemar menabung (TYBHDGM): Saya tahu posisi terbaik buat kamu.

Saya: Apa? (Berbinar-binar)

TYBHDGM: Kamu harus bermain lebih ke kanan.

Saya: Tapi saya kan sudah di sayap kanan?

TYBHDGM: Ya. teruslah ke kanan lagi. Terus-terus... sampe ke luar lapangan.

Untungnya segala cacian dan makian yang saya terima masih belum cukup sadis untuk menyurutkan motivasi saya dalam bermain bola. Malah sebaliknya, keinginan untuk bermain sepakbola semakin menggebu-gebu, terutama ketika masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Di SMA saya setiap tahun diadakan kompetisi sepakbola antarkelas. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk untuk memamerkan kehebatan saya dalam menggocek si kulit bundar. Ehm, maaf, tadi saya bilang apa? Selama dua tahun pertama bermain di kompetisi antarkelas, peran terbesar saya adalah sebagai pengangkut kardus botol Aqua. Satu-satunya orang yang senang dengan keikutsertaan saya di kompetisi antarkelas adalah tukang teh botol langganan yang selalu mangkal di pinggir lapangan. Nasib baik baru mulai menyapa ketika masuk ke kelas 3. Pengacakan kelas yang sensasional menyebabkan komposisi gender di kelas saya tidak merata dimana jumlah perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki (asiikkk... :P). Dari sembilan belas lelaki beruntung yang bercokol di kelas kami, hanya dua belas orang diantaranya yang menggemari sepakbola. Dan seperti sudah diatur nasib, setiap pertandingan di kompetisi antarkelas berlangsung, ada saja satu pemain yang tidak hadir... akibatnya, mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus terus-menerus berada di lapangan... hehehe...

Sebego-begonya saya main sepakbola, kalau terus menerus main dan mengikuti kompetisi akhirnya berkembang juga walaupun hanya sedikit saja. Ya, saya tekankan sekali lagi: sedikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttttt saja. Dengan bekal skill yang pas-pasan inilah saya bertekad akan melanjutkan karir sepakbola di masa kuliah. Untungnya, kesempatan menjadi pemain utama di tim angkatan dan jurusan cukup terbuka. Bukan karena saya yang jago, tapi karena kultur sepakbola di sana tidak sekental pada saat masih SMA. Pada masa kuliah pula ini tim sepakbola ceria HB202 -yang diberi kode serupa dengan mata kuliah- terbentuk. Latihan fisik pun sering saya jalani, kadang-kadang di bawah terik matahari siang hari yang dengan sukses menghitamkan kulit saya yang memang tidak putih. Tiga tahun berkarir di berbagai kejuaraan banyak menghasilkan memori yang tak terlupakan walaupun tidak bisa dibilang mengesankan, terutama karena tim kami lebih banyak dianiaya daripada sebaliknya.

Lulus dari kuliah tidak membuat ketertarikan saya terhadap sepakbola menurun, hanya saja saya semakin kesulitan untuk mencari rekan bertanding. Untuk menghadirkan kawan dan lawan tanding setiap minggunya diperlukan usaha yang cukup keras, mulai dari pengorbanan waktu, pulsa, ongkos, dan biaya sewa lapangan yang sering pura-pura dilupakan. Belum lagi karakter sejumlah pemain yang sering tidak bisa ditebak, janji untuk datang namun hingga waktu sewa berakhir tidak nampak sama sekali batang hidungnya. Namun dibalik itu semua, saya merasakan kemajuan yang cukup berarti dalam skill olah bola yang ujung-ujungnya meningkatkan rasa percaya diri di lapangan.

Suasana sepakbola yang lebih kondusif akhirnya saya rasakan ketika menempuh pendidikan S2 di Belanda. Lapangan yang bagus dan banyak tersedia, antusiasme tinggi dari para pemain sepakbola, dan kesempatan untuk bertanding dengan jago bola dari mancanegara membuat semangat bermain bola semakin meninggi. Peran saya sebagai pemain terkonyol di lapangan sepertinya (atau perasaan saya saja) sudah tidak valid lagi. Sejumlah penggemar pun rela antri untuk meminta tanda tangan dari saya... oke, kalimat terakhir itu bohong. Pengalaman bermain sepakbola di berbagai kondisi semakin banyak. Kalau sebelumnya lebih sering berkutat di masalah hujan dan kualitas lapangan yang buruk, di Belanda saya bermain bola di tengah badai, salju, maupun suhu super-dingin yang sama sekali tidak cocok untuk manusia-manusia yang berasal dari negara tropis.

Saat ini antusiasme sepakbola di komunitas kami memang tidak setinggi sebelumnya. Namun selama masih ada teman untuk bermain sepakbola maka saya akan terus bermain dan mengasah kemampuan saya dalam "merumput". Buat saya, sepakbola bukan hanya sekedar hobi, tapi sudah menjadi rasa yang sangat mendasar. Sama seperti rasa lapar, haus, maupun keinginan untuk ngupil... idih.

Catatan: tulisan ini diinspirasi oleh posting berjudul From Hero to Zero yang ditulis oleh seorang pemain berbakat yang sempat bermain bersama saya

Wednesday, June 25, 2008

Apa Bedanya Anda dengan Tokoh Itu?

Ini berita yang cukup menarik, detik.com memuat berita tentang kesaksian ahli (saya agak malas menggunakan kata "pakar") forensik akustik dari ITB, Joko Sarwono berhubungan dengan kasus Jaksa Urip dan Artalyta.

Pak Joko tampak berhati-hati dalam menjawab pertanyaan dari pengacara Artalyta, namun menurut saya malah membuat kredibilitasnya semakin terjaga.
Saat ditanya oleh pengacara Artalyata, OC Kaligis apakah benar suara yang dia teliti adalah suara kliennya, Joko menjawab diplomatis.

"Saya tidak katakan dia Artalyta tapi kedua orang yang suaranya diberikan ke saya adalah orang yang sama. Tugas saya hanya membandingkan kedua suara itu identik," jelasnya.

Yang lucu adalah pertanyaan dari ketua hakim Mansyur Chaniago yang sepertinya berusaha memastikan bahwa Pak Joko ini benar-benar pak... maksud saya, ahli.
Beda Anda dengan tokoh-tokoh di televisi itu apa? tanya ketua hakim Mansyur Chaniago.

"Saya tidak mau menyebut nama orang tapi beda saya dengan orang yang anda sebut tadi adalah backgroundnya. Kalau saya backgroundnya memang ini tapi kalau orang yang memang anda sebut tadi setahu saya fakultasnya Fikom," jawab Joko sambil senyum.
Saya tidak kenal siapa itu Pak Joko tapi mudah-mudahan beliau memang orang yang tepat untuk dimintai pendapat mengenai hal-hal semacam ini.

Berita selengkapnya bisa dilihat di sini.

Saturday, June 21, 2008

Aphado

Aphado, bukan "apa dong" adalah kata dari bahasa Korea yang bila diterjemahkan secara bebas berarti "Even if it hurts". Sayangnya penjelasan tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan posting ini. Loh, kalau begitu kenapa ditulis? Dengan memperbanyak jumlah tulisan saya berharap supaya blog ini tampak seperti blog yang ditulis oleh orang yang kreatif dan tidak pernah kehabisan ide, selain itu... -cut-

Oke, cukup OOTnya. Berikut ini saya tampilkan dua buah klip video yang menarik. Hanya saja sebelum pembaca yang budiman memutar kedua klip terebut maka ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Pertama, kedua video klip ini adalah cerita bersambung. Jadi menonton video kedua sebelum video pertama bisa dikategorikan sebagai sebuah ketidakcerdasan terencana, terutama karena saya sudah memperingatkan anda disini. Kedua, video kedua lebih penting daripada video pertama. Karena itu tontonlah video kedua setelah anda menonton video pertama, dan bila anda tidak punya cukup waktu untuk menonton kedua video tersebut, sebaiknya anda mencari video lain saja. Ketiga, bila anda termasuk orang yang jantungan over-sensitive, maka saya tidak menganjurkan anda untuk melihat kedua video di bawah ini. Keempat, siapkan tissue secukupnya. Kelima, bila tissue itu tidak digunakan harap dikembalikan ke tempat semula demi kenyamanan kita bersama.

Maka tanpa banyak basa-basi lagi, inilah kedua video tersebut. Selamat menyaksikan.






Seperti telah saya selatankan utarakan sebelumnya, video kedua akan mendapat perhatian lebih (loh, situ kok nangis-nangis? Saya aja nggak... nggak salah). Jadi bagi yang berani mencoba menyanyikan lagu kita hari ini bisa nyontek lirik berikut ini (makasih buat aheeyah.com).

Aphado

romanization by: Sabby ~NBK~ (also credit: aheeyah.com)

Aphado na noui sonul nohji anhulle
hanuri gajyogan naui sarangul
sumi maghidorog guriumi joeyo ojiman
nunmurun samkhyo yahe
yorin misomajo arumdaun nol
irohge nan bonel sun obso


[Rap]
Noui sonul kog jabun ne sondunge torojin nunmurun
nal dugo tonaganun nol midji mothan ne aphumdul
nunaphe pyolchyojin midul su obnun gwanggyonge
chijojil dud aphaonun ne gasumun munojigo
nomunado saranghedon uriduri yogie
non hanuri nege jushin ne sarange majimag gihoe
gurogie norul wihe ne modun gosul dwie
boryodun che mogsumboda gwihan noui gyothul jikhine


Ne sonul nohji mothesso
chagawojin noui hayan du sonul
narul chadnun noui majimag nungil
nan kuthi anirago marhago shipho


Nega garuchyojulge arumdaun uri yonghone sarang
nonun birog gyothe objiman nan gasumuro norul nukkil su isso oh


Werohi changgae dullyo onun bissori
majimag jagbyol insaman gathunde
sulphun kumirago nunul dashi gamabojiman
boiji anhnun noya
yorin misomajo arumdaun nol
irohge nan bonel sun obso


[Rap]
Mianhe hangsang norul sulphugeman hessogo
yongsohe aphun norul himdulgeman hessogo
amugodo gajin godo obnun nayojiman
non onjena ne gyotheso hangsang balge uso jwonungol
dwinudge huhoehamyo norul gide hebwado
non imi nawa darun sesanguro gaboryonungol
jogumman gidaryojul su igeni
nujojiman dashi norul mannal gunalkaji
let me say good bye


Ne sonul nohji mothesso
chagawojin noui hayan du sonul
narul chadnun noui majimag nungil
nan kuthi anirago marhago shipho


Nega garuchyojulge arumdaun uri yonghone sarang
nonun birog gyothe objiman nan gasumuro norul nukkil su isso oh


Aphado na noui sonul johji anhulle
hanuri gajyogan naui sarangul
sumi maghidorog guriumi joeyo ojiman
nunmurun samkhyo yahe
yorin misomajo arumdaun nol
irohge nan bonel sun obso
onuldo nowa nan kumul hamkehe


Terjemahan bebas tanpa nuansa politis apapun:

Even if it hurts

translation by: Jungie (also credit: aheeyah.com)

Even if it hurts, I'm not letting go of your hand.
The heavens have taken away my love and though
longing is suffocating me so I can't breathe
I have to swallow my tears back.
Even your fraile smile is beatiful.
I can't let go you like this.


rap) My tears have fallen on the back of my hand that's holding tightly
to yours.
My pain can't believe that you're leaving me behind.
My heart, hurting like it's being ripped in two, breaks down
before the unbelievable scene unfolding before my eyes.
Because we were so in love, because you were the last hope for my love
that the heavens had sent me, because that's who you were I threw
everything away behind me. You were more important than my life
and so I had protected you.


I couldn't let go your hand...
Your two cold white hands...
and your last gaze was looking for me.
I want to say that this isn't the end.


I'll teach you the beatiful love of our spirit.
Though you're not by my side, I can feel you with my heart.


The sound of the rain reaches the window
It seems like a last good bye.
I try to close my eyes again telling myself it's just a sad dream
but you're the one that I can't see.
Even your fraile smile is beatiful.
I can't let you go like this.


rap) I'm sorry, I always made you sad.
Please forgive me, I made it harder for you even
though you were already sick.
I had nothing to offer but still you smiled brightly for me.
Even if I wait for you, regretting too late, you've already
departed to a world different from mine.
Could you wait just a little bit?I t's a little late,
but just until the day I meet you again.
Let me say good bye.


I couldn't let go your hand...
Your two cold white hands...
and your last gaze was looking for me.
I want to say that this isn't the end.


I'll teach you the beatiful love of our spirit.
Though you're not by my side, I can feel you with my heart.


Even if it hurts, I'm not letting go of your hand.
The heavens have taken away my love and though
longing is suffocating me so I can't breathe
I have to swallow my tears back.
Even your fraile smile is beatiful.
I can't let go you like this.

Semoga anda-anda sekalian menikmati sajian dari saya hari ini. Seluruh kerabat kerja yang bertugas mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa di posting selanjutnya.

Monday, June 16, 2008

Daemon dari Golden Compass

Ikut-ikutan Mbak lite :P

See ya, Marcelo!

Ini posting yang sangat-amat-mamat-terlambat untuk dituliskan. Namun seperti kata peribahasa: "biar lambat asal selamat" "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" maka dengan semangat peribahasa tersebut maka posting ini tetap dilanjutkan meskipun mungkin tidak semua orang dapat dipuaskan (lho?).

Marcelo, teman kami dari Meksiko ini adalah anggota tim sepakbola ceria (sebelum diubah namanya menjadi sepakbola sersan) yang biasa berlatihsenang-senang bersama di lapangan hoki-yang-dipakai-main-bola setiap hari Sabtu pagi. Beberapa bulan silam Marcelo pindah ke Barcelona, Spanyol untuk melanjutkan karir akademisnya (sekaligus mematikan karir sepakbolanya). Di latihan terakhirnya kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama di tengah angin yang bertiup begitu kencangnya.


Berdiri (ki-ka): Julius, unknown, Jarot Inzaghi, Firman, Edi Edto'o, Jerry, HabsQ, Marcelo, Marwan, unkown, Kapten Endru, Tarek
Duduk (ki-ka): Nelson, Elpis, Tigor Nani, Yusuf bukan Ucup, Sertac, Nicky Essien, Edgardo

Pesan Marcelo kepada saya: tolong sebarkan foto ini, salam buat teman-teman di Delft, belajar yang rajin, dan jadilah anak yang baik dan berbakti kepada nusa dan bangsa (oke-oke saya ngarang yang dua terakhir)

Salam nendang!

Friday, June 13, 2008

Oh God, I Beg You

Oh God, I beg you...

Give me the wisdom,
to understand my boss.

Give me the love,
to forgive him.

Give me the patience,
to understand his deeds.

But God please,
don't give me the power.

Because if You give me the power,

I'll break his head


taken from a mailing list with some changes...
and no no, I don't hate my boss,
let alone breaking his head.
I'll think about something else smarter...

Monday, June 09, 2008

Syukurlah, Saya Bukan Koruptor Buronan

Cek satu kali... aman...

Re-cek, untuk memastikan... bener, nggak ada kok...

Diubek-ubek, geser kiri kanan, puter 90, 180 derajat... emang ga ada kok!

Alhamdulillah, dengan resmi saya nyatakan bahwa saya bukan koruptor buronan.



nb: memisahkan "koruptor" dan "buronan" mungkin akan memberikan hasil yang berbeda

Tautan terkait:

Saturday, June 07, 2008

Hati-hati, Federer!

Roger Federer, petenis nomor satu dunia yang selama beberapa tahun belakangan ini hegemoninya sangat sulit untuk dipatahkan dalam sisa karirnya dijamin tidak akan bisa menikmati kejayaan dengan ongkang-ongkang kaki saja. Serbuan sejumlah pemain muda berbakat di dunia tenis terbukti telah mempersulit Federer lebih dari apa yang diberikan oleh petenis-petenis senior. Sebut saja Rafael Nadal si penguasa lapangan tanah liat, Novak Djokovic yang juara Wimbledon, atau Richard Gasquest yang dijuluki "si Bayi Federer".

Tapi bukan Nadal, Djokovic, atau Djokovic yang akan saya bahas di sini, melainkan Ernests Gulbis. Nama Ernests Gulbis mungkin masih cukup asing bagi kebanyakan orang, kecuali pecinta tenis yang memperhatikan gebrakannya di Perancis terbuka. Gulbis, satu-satunya petenis asal Latvia yang saya pernah dengar namanya ini dipercaya punya potensi untuk masuk peringkat sepuluh besar dunia. Setidaknya begitulah pendapat salah satu penyiar radio siaran langsung tenis Perancis Terbuka yang masih berlangsung sampai saat ini.

Bagi saya pribadi, Gulbis bukan hanya layak masuk peringkat sepuluh besar dunia, melainkan juga kandidat kuat untuk ikut "mengacaukan" posisi tiga besar dunia yang saat ini dengan nyamannya dikuasai oleh Federer, Nadal, dan Djokovic. Itulah komentar saya setelah menyaksikan sejumlah pertandingannya.


Gaya Permainan

Gulbis dikenal sebagai pemain yang sangat agresif dan taktis. Biasanya dia bermain di baseline walaupun talentanya memungkinkan dia untuk bermain di posisi manapun. Forehandnya adalah senjata yang mematikan karena dieksekusi dengan kecepatan yang luar biasa dan cenderung flat (tanpa spin) sesuai dengan naturnya yang eksplosif membuat pertandingan yang melibatkan Gulbis menjadi sangat enak ditonton. Pukulan-pukulannya tajam dan seringkali jatuh di dekat garis belakang lapangan membuat lawan kesulitan untuk melancarkan serangan. Lob dan drop shotnya pun sangat baik dan dapat dilancarkan dari sisi lapangan manapun.

Kelemahan

Dengan segala kehebatan dan talentanya, mengapa Gulbis saat ini masih berada di peringkat 80 dunia? Salah satu kelemahan Gulbis adalah backhandnya yang kurang variatif meskipun cukup tajam. Kelemahan lainnya yang sangat mencolok adalah mental bertanding. Gulbis dikenal merupakan pemain yang gampang tertekan, terutama di saat-saat penting. Kekalahan Gulbis dari Djokovic di Perancis Terbuka bisa dijadikan contoh. Meskipun hampir selalu memegang kendali permainan, Gulbis tetap tidak sanggup mengalahkan Djokovic. Seringkali dia melakukan kesalahan sendiri (unforced error) sehingga berkali-kali kehilangan angka. Gaya permainnya yang agresif juga sangat mempengaruhi jumlah kesalahan yang dibuatnya. Usianya yang sangat muda (19 tahun) mungkin juga menjadi masalah, namun seiring dengan bertambahnya usia saya harapkan Gulbis bisa mengatasi kelemahan-kelemahannya. Federer saja bukan siapa-siapa di usia 19 tahun.

ket: foto diambil dari wikipedia

Thursday, May 15, 2008

Delft Inferno

Dari De Telegraaf, 14 Mei 2008
Diterjemahkan oleh Sigit

Mesin kopi otomatis di gedung Arsitek TU Delft baru saja diganti baru, tidak lama kemudian mesin kopi itu menimbulkan kortsluiting dan habislah gedung fakultas Arsitektur TU Delft yang sehari-harinya mampu menampung 3000 mahasiswa sekaligus. Penyebab langsungnya bukan mesin kopi otomatis, tapi kebocoran pipa ledeng di lantai 7. Air ledeng yang bocor itu membuat kortsluiting pada mesin kopi otomatis yang baru. Saat kebakaran hanya ada sekitar 250 mahasiswa di dalam gedung, semuanya berhasil meninggalkan gedung tanpa panik. Namun kerugian materi tak bisa dihitung, terutama buku-buku arsitektur di perpustakaan Fakultas Arsitektur yang menyimpan 40.000 judul, semuanya ludes terbakar. Juga gambar-gambar arsitek musnah ditelan si jago merah.

Brandweer telah mengerahkan 50 mobil pemadam kebakaran dan 180 anggota pemadam kebakaran, namun semuanya harus menyerah, terutama karena terhalang oleh peralatan renovasi yang berserakan di sekitar gedung arsitektur, sebab di situ memang sedang ada kegiatan renovasi bangunan. Juga gedung arsitek itu dikelilingi oleh sungai-sungai kecil menyebabkan brandweer sukar mencapainya, plus suhu yang tinggi selama minggu-minggu terakhir membuat api cepat menyambar. Di samping itu ada risiko gedung itu ambruk ala Twin Tower sehingga pasukan brandweer tidak berani mendekat. Kekhawatiran pasukan brandweer menjadi kenyataan, gedung menara Fakultas Arsitektur akhirnya memang ambruk mirip Twin Tower. "Nasib masih baik, semua materi yang telah di-digitalisasi- kan dan disimpan di komputer, selamat", ujar pimpinan TU Delft, Dirk Jan van den Berg.

Burgemeester Delft, Bas Verkerk berkata "Kebakaran ini malapetaka buat TU Delft, beruntung tidak ada korban jiwa atau luka." Menurut pengamatan sekilas, pasukan brandweer telah berupaya maksimal sesuai prosedur, namun yang paling mengganggu adalah banyaknya peralatan renovasi bangunan yang malang melintang di sekitar gedung arsitek sehingga amat menyulitkan brandweer mendekati gedung, di samping adanya sungai yang menjadi penghalang brandweer dan kekhawatiran ambruknya gedung itu.

Video rubuhnya gedung Arsitektur TU Delft

Thursday, May 01, 2008

Membuat Avatar Sendiri




Hasil dari blogwalking adalah... avatar. Hehehe, barusan nemu situs untuk membuat avatar sendiri di sini. Nggak perlu merancang sendiri dari dasar karena kita tinggal memilih komponen-komponen yang sudah disediakan. Komponen yang ada jumlahnya cukup banyak dan bervariasi, dari yang keren sampai yang lucu-lucu. Asiknya, kita tidak dibatasi untuk menggunakan hanya satu komponen pada pakaian. Jadi bisa saja kita pakaikan avatar kita baju dobel, salah satu lengan pendek dan satunya lengan panjang. Sayangnya komponen-komponen di avatar maker ini ditampilkan dalam bentuk icon yang terlalu kecil jadi agak susah milihnya, meskipun masih tetap fun. Silakan dicoba deh, jangan lupa bagi-bagi hasilnya ya :)

Wednesday, April 23, 2008

Bombs

I went to a second hand bike shop and the owner checked my bike. Then he said: "Your bike needs to be repaired. If not, you have to avoid bombs!".

Me: "Sorry?"

Owner of the second hand bike shop (OOTSHBS): "Avoid bombs!"

I never know that a bike need to be repaired to be bomb-proof. Not even a new bike is good enough to withstand a bomb explosion.

Me (chuckle): "I don't think I get what you mean"

OOTSHBS: "You know, when you're riding... there might be some obstacles..."

Me: "Oh, you mean bumps?"

OOTSHBS: "Yes, bombs"



source of inspiration: here

Monday, April 21, 2008

Chinca (Cinta) Laura's Traffic Signs

Dapat dari milis, jago juga ya yang ngeditnya...

Buat yang ngga ngeh, baca dulu beberapa referensi ini:
http://wakji.wordpress.com/2008/03/17/fenomena-cincha-lawra/
http://emjaiz.wordpress.com/2008/02/25/fenomena-cinta-laura/










Sunday, April 20, 2008

Ndeso

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp komunikator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp komunikator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerk, wah ini yang deso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang, dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst.

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi wanita tidak solat (WTS, in Malay, "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta,wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah:

Orang bisa antri raskin sambil pegang hp.
Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok.
Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas.

Orang bule mabuk kelebihan uang, Orang kampung mabok patungan, lagi mabok muntah keluar kangkung, genjer, toge.
Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala.
Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya.

Orang mo beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliahIjzah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur.
Kelihatannya orang sibuk ternyata masih intensive keluar masuk Mc DonaldKelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan. Jadi masih sempat ngurusin kulit bulat diisi angin
Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp.

62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja.
Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor.
Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar.
Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan.
Agar kelihatan inklusif maka harus bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin tomang bisa digandeng.
Yang lebih mengerikan adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

Tulisan ini dibuat oleh: Abdulllah Muadz*
*menurut email lain penulisnya adalah Ika S. Creech, saya tidak tahu yang mana yang benar
diambil dari milis

Saturday, April 19, 2008

Bang Fahri

Entah apa yang menyebabkan teman saya yang satu ini dijuluki "Bang Fahri", seperti nama tokoh utama dalam novel dan film "Ayat-ayat Cinta". Saya pribadi kesulitan menemukan kemiripan antara beliau dan tokoh fiktif tersebut. Namun sepertinya teman-teman yang lain punya pandangan yang berbeda. Kekaguman teman-teman saya ini akhirnya mencapai puncaknya ketika kami berkumpul untuk merayakan ulang tahun "Bang Fahri".


Sebuah poster film terbaru dan satu-satunya dari "Bang Fahri" menjadi bingkisan yang tidak terlupakan di acara ulang tahun beliau. Efek dari poster ini membuat popularitas "Bang Fahri" (yang sebetulnya sudah sangat populer) menjadi semakin tinggi. Terbukti topik ini akhirnya menjadi bahan pembicaraan teman-teman se-Eropa... hahaha!

Selamat ya Bang Fahri!