Groens Cup adalah even olahraga multi-event yang diselenggarakan setiap tahun di Groningen, Belanda untuk Orang-orang Indonesia yang bermukim di Belanda maupun Warga Negara Belanda keturunan Indonesia. Saya bermain di cabang bulutangkis tunggal putra dan ganda bebas bersama Istri.
Hari Pertama
Tunggal Putra
Saya ini tipe orang yang nggak pernah menang apapun kalau ikut undian berhadiah dan hal-hal semacamnya. Tahun lalu di Groens Cup saya dan Linda langsung kebagian melawan Melvin/Kimberly (yang akhirnya jadi juara) di babak pertama. Tahun ini saya kembali beruntung dan di pertandingan pertama tunggal putra langsung dihadapkan dengan Wibi (juara tunggal putra tahun lalu di Groens Cup). Awalnya saya berniat untuk main tidak terlalu ngoyo karena meskipun kalah, saya tetap bisa lolos ke perempat final kalau bisa mengalahkan lawan lainnya yang menurut saya levelnya masih jauh di bawah Wibi. Dikombinasikan dengan badan yang belum panas dan perasaan belum nyaman dengan lapangannya, saya kalah mudah di set pertama. Tersengat karena dibantai, di set kedua saya berniat untuk melawan sampai lupa kalau rencana awal adalah untuk main tidak terlalu ngoyo. Set kedua berlangsung ketat walaupun akhirnya saya bisa menang sehingga skor menjadi 1-1. Di set terakhir, pertandingan masih ketat juga, namun Wibi berhasil leading sampai 20-15. Saya berhasil mencuri 4 poin sehingga skor menjadi 20-19 untuk Wibi, namun akhirnya harus kalah 21-19. Dua pertandingan lain di grup berhasil saya menangkan straight set sehingga bisa tetap lolos ke babak perempat final. Melvin juga lolos setelah menang mudah tiga kali berturut-turut tanpa kehilangan satu set pun, begitu juga Wibi dengan dua pertandingan sisanya.
Ganda Bebas
Saya dan Linda sebetulnya agak kecele ketika tahu di Groens Cup 2009 ini tidak ada cabang ganda campuran. Berhubung nama kami terlanjur dimasukkan di dalam daftar ganda bebas maka kami berniat main lepas saja karena sebagian besar peserta adalah pasangan ganda putra. Berbeda dengan undian grup di tunggal, di ganda bebas kami lebih beruntung karena tidak perlu ketemu dengan ganda tangguh Melvin/Wibi atau pasangan Eindhoven yang lumayan kuat Sammy/Grant. Saya dan Linda berhasil memenangkan semua pertandingan di grup. Lucunya kami ketemu dengan Mbak Tina di pertandingan kedua yang juga satu-satunya ganda campuran yang kami hadapi di Groens Cup ini. Melvin/Wibi dan Sammy/Grant juga nggak menghadapi masalah di penyisihan grup.
Hari kedua
Tunggal Putra
Saya berangkat ke lapangan tanpa tahu siapa calon lawan di perempat final. Setengah jam sebelum pertandingan yang dijadwalkan, saya diberi tahu Linda via telpon kalau nama saya sudah dipanggil oleh panitia dan diancam WO kalau tidak segera muncul :) Bonusnya, Linda bilang lawan saya adalah Melvin (haduhhh.... ). Saya yang masih dalam perjalanan pun lari terbirit-birit ke lapangan sebelum akhirnya ketemu Melvin di dekat pintu sport centrum yang kemudian bilang kalau saya sudah kalah WO sambil cengengesan, untungnya dia cuma becanda :P Saya buru-buru ganti pakaian dan bersiap-siap di lapangan sambil banyak-banyak berdoa. Melvin ini kelasnya minimal satu level di atas saya, karena itu niat saya adalah untuk bermain habis-habisan dari awal, syukur-syukur kalau bisa dapat set pertama. Ternyata harapan saya bener-bener jadi kenyataan, di set pertama Melvin masih sering membuat kesalahan sendiri dan saya main enak sekali sehingga akhirnya bisa unggul 21-18. Saat itu penonton makin banyak dan anehnya saya bukannya nervous malah tambah semangat. Tapi Melvin memang terlalu tangguh. Set kedua berhasil dia rebut meskipun pertandingan tetap ketat, skor 21-17 untuk Melvin. Di akhir set kedua kami minta break lima menit ke umpire. Saya sudah menggelepar di pinggir lapangan. Rasanya bertanding dua set melawan Melvin lebih berat dari bermain enam kali di hari pertama. Selama break saya dapat dukungan dari suporter Delft dan juga suporter netral. Mungkin mereka heran juga ya... kok ada geek yang bisa main badminton hehehe...
Akhirnya set ketiga dimulai juga. Pertandingan berlangsung ketat sampai skor 8-8. Mulai disini perbedaan fisik mulai kelihatan. Meskipun kami seumuran, tapi fisik saya seperti jompo kalau dibandingkan dengan Melvin. Melvin mulai mengendalikan permainan dengan menggunakan strategi yang tepat untuk memaksa saya lari-lari di lapangan. Saat itu tangan saya mulai gemetaran dan di akhir-akhir malah membuat error sendiri. Seperti sudah diduga, akhirnya Melvin menang dengan 21-16. Saya kalah tapi tetap bangga sekali karena penonton memberi aplaus untuk kami. Lebih-lebih setelah akhirnya Melvin jadi juara setelah menang mudah di semifinal dan final dengan straight set (melawan Wibi yang sepertinya kurang fit). Melvin memang top! Saluttt...
Ganda Bebas
Pertandingan perempat final ganda bebas mempertemukan pasangan saya/Linda dengan pasangan ganda putra Wageningen. Di luar dugaan, pertandingan berlangsung cukup cepat dan mudah. Sepertinya Linda sedang on-fire dan main bagus sekali di depan net. Dalam tempo tidak terlalu lama kami menang dua set langsung 21-8 21-13. Di babak semifinal kami akhirnya dapat jackpot karena harus melawan Melvin/Wibi. Pikiran saya, di single, lawan Melvin saya kalah, lawan Wibi juga. Sekarang saya harus lawan dua-duanya sekaligus hahaha... Saya sudah melobi mereka untuk gantian main seorang-seorang saja tapi ditolak :P Untungnya Melvin/Wibi cukup berbaik hati. Mereka bermain dengan tempo sedang dan tidak terlalu agresif walau tetap menang di set pertama. Saya dan Linda mencoba curi-curi kesempatan dan merasa sudah menang setelah berhasil mengambil set kedua meskipun akhirnya Melvin/Wibi berubah menjadi "agak" serius di set terakhir dan akhirnya menang 2-1. Di pertandingan ini kami dapat suporter ekstra karena didukung Mbak-mbak penonton yang senang melihat perempuan satu-satunya di babak perempat final dan semifinal ganda bebas. Melvin/Wibi sendiri akhirnya menjadi juara setelah tanpa kesulitan membantai semua lawan dengan straight set, termasuk di pertandingan final melawan Sammy/Grant.