Tuesday, January 22, 2008

Mari Menggambar dan Mewarnai

Duh, judulnya nggak menarik banget ya :P Anyway, sekarang lagi hobi banget main game Billy vs Snakeman (warning: referral included ;D)... game web-based dengan tokoh-tokoh a la Naruto dicampur-campur dengan manga (komik Jepang -red) lain tapi dengan nama yang disamarkan :) Nah, di game ini, setelah sukses melewati tahap Genin (ninja level cupu) kita dikasih kesempatan untuk mengupload gambar sendiri. Mumpung lagi semangat maka segera aku coret-coret sketsa di kertas. Masalahnya, di rumah nggak ada scanner... Untunglah teringat pesan Bung SandClow yang mengatakan: "tak ada scanner, kamera digital pun jadi". Maka dengan sedikit ceklak-ceklek jadilah sketsa tersebut masuk ke komputerku ;D




Akibat tidak menuruti saran Bung SandClow (menebalkan garis dengan spidol, memfoto di siang hari) jadilah hasil foto yang tidak memuaskan (gambar atas). Dengan usaha keras dan penuh kesabaran, sketsa dirapihkan jadi seperti di gambar bawahnya. Sip sip sip...

Pekerjaan berikutnya lebih mengasyikkan: mewarnai. Dengan menggunakan software manipulasi foto paling top di dunia (bukan, bukan MS Paint) pekerjaan mewarnai pun dimulai. Diawali dengan memberi warna dasar lalu dilanjutkan dengan sedikit memberi shading di beberapa tempat jadilah gambar seperti di bawah ini.

Pekerjaan sempat terhenti karena break tidur di malam hari dan dilanjutkan esok malamnya... Shading lebih di-detailkan, warna dikoreksi, dan nggak lupa juga menambahkan efek untuk mata dan rambut. Sampai disini hasilnya sudah lumayan (daripada nggak ada :P)



Lalu gambar itu diutak-atik sesuai selera. Istriku kukasih kesempatan buat ngatur-ngatur pilihan warna. Aku sendiri berusaha membuat gambarnya lebih suram dan gelap. Jadinya seperti di bawah.



Berandai-andai... gimana ya kalau nanti dibikin komiknya (bikin komik adalah satu dari ratusan cita-citaku yang belum tercapai). Mungkin hasilnya kayak gini (filter halftone):

Thursday, January 03, 2008

Kunci Sukses Wawancara Kerja

Kunci sukses wawancara kerja terletak pada kesan pertama. Setidaknya begitulah menurut penulis buku laris Job Hunting for Dummies, Max Messmer. Saya sepakat, meskipun mungkin anda tidak peduli apa pendapat saya. Sebagai contoh, berikut adalah pemberian kesan pertama dalam wawancara kerja (diambil dari kisah nyata) antara saya (HabsQ) dengan pewawancara (bukan nama sebenarnya).

Pewawancara: "Goede middag" (selamat siang, red -maklum wawancaranya di Belanda-)
HabsQ: "Goede middag" (ga bisa bahasa Belanda, tapi tahu lah kalo ini doang)
Pewawancara: (ngomong sesuatu yang tidak kumengerti)
HabsQ: (cepat-cepat menanggapi dengan bahasa Inggris yang lancar + senyum) "I'm sorry Sir, but I don't speak Dutch. Could you please speak in English?"

(Dalam hati: keren keren, yang wawancara pasti terkagum-kagum sama bahasa Inggrisku yang gape... tringgg)

Pewawancara: "eum... but that's my name"
HabsQ: (cepet-cepet) "I'm HabsQ, nice to meet you too"

Demikianlah contoh pemberian kesan pertama yang tidak baik.

ps: jangan terlalu percaya kata orang lain, buktinya saya diterima kerja loh :P